Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir sebut pemilu 2024 tidak hanya dimaknai sebagai kontestasi politik.
- Sumanto : Komandan Pacul Sukses Bawa Jawa Tengah Jadi Kandang Banteng
- Pilih Dukung Jokowi, Soekarwo Selamat Dari Sanksi SBY
- PKS Berharap Ijtima Ulama GNPF Rekomendasi Capres Dan Cawapres Nasionalis-Islam
Baca Juga
Namun siapa nanti yang menjadi calon presiden maupun wakil presiden, calon anggota legislatif baik di tingkat pusat hingga daerah harus membuka kembali lembaran konstitusi dan sejarah bangsa.
"Harus dipahami bahwa Indonesia bukan hanya soal kemenangan politik, tetapi nilai dan cita-cita kebangsaan yang telah diletakkan sejak awal oleh para pendiri bangsa ini," paparnya Rabu (16/11).
Menurutnya figur yang dibutuhkan untuk Indonesia jelang tahun politik 2024 bukan hanya dari sisi karismatiknya saja. Namun juga karisma nilai atau value.
"Siapapun yang terpilih nanti, setelah jadi presiden maupun jadi anggota legislatif, dia harus menjadi milik rakyat, bangsa dan negara," ucap Haedar.
Pasalnya jika kepemimpinan berbasis pada primordialisme, hal nanti yang terjadi bukan lagi kepemimpinan kenegarawanan, tetapi kepemimpinan per kauman.
Muhammadiyah, lanjut Haedar, akan menawarkan visi karakter bangsa, konsep Indonesia berkemajuan, dan dokumen Negara Pancasila Darul ‘Ahdi wa Syahadah sebagai perspektif bagi para calon.
"Perspektif tersebut menjadi untuk mencegah terjadinya disorientasi politik, ingin meraih kekuasan tetapi lupa pada pondasi kehidupan berbangsa," lanjutnya.
Ditambahkan Haedar yang tidak kalah penting setelah Muktamar ke-48 Muhammadiyah adalah menciptakan Pemilu 2024 yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
"Dengan menyuarakan hal-hal yang benar, baik dan positif bagi proses Pemilu 2024," pungkasnya.
- MUI: Ucapan Jokowi Tidak Etis!
- Prabowo Kelabakan Persatukan PKS-Demokrat
- PMII Grobogan Bertekad Wujudkan Keadilan Masyarakat Tertindas