Harga BBM Naik, Tarif BRT Trans Semarang Tetap Normal

Adanya Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sejak Sabtu (3/9) yang diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo, tidak membuat Badan Layanan Umum (BLU) Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Trans Semarang menaikan tarif BRT Trans Semarang.


Kepala BLU UPTD Trans Semarang, Hendrix Setiawan mengaku hingga saat ini belum ada rencana untuk menaikan tarif BRT Trans Semarang. Tarif Trans Semarang masih tetap mengacu pada Peraturan Walikota (Perwal) Nomor 39 Tahun 2022 pada tanggal 27 Juni 2022 tentang Pemerintah Kota Semarang menetapkan tarif Trans Semarang sebesar Rp 3.500 untuk penumpang umum yang membayar secara nontunai. Sedangkan penumpang yang membayar secara tunai dikenai tarif Rp 4.000. 

"Trans Semarang bukan profit oriented tapi ini pelayanan untuk masyarakat, jadi kami belum ada rencana menaikkan tarif di tengah naiknya BBM," kata Hendrix, Rabu (7/9).

Hendrix mengatakan saat ini Trans Semarang memang menggunakan bahan bakar gas (BBG). Namun, armada Trans Semarang tetap membutuhkan bahan bakar minyak, karena teknologi yang diterapkan adalah dengan sistem hybrid yakni menggabungkan antara BBG dan BBM. Pasalnya fungsi dari BBG ini untuk mengurangi emisi gas buang di Kota Semarang.

"Teknologinya sistem hybrid. Meski menggunakan gas, tetap membutuhkan solar," tuturnya. 

Terkait dengan kebutuhan solat yang digunakan untuk armada bus yang besar rata-rata adakah 106 liter per hari. Sementara untuk armada sedang mencapai 40 liter per hari. Sedangkan untuk armada feeder, kebutuhan solarnya mencapai 40 liter per harinya.

Sekretaris Komisi C DPRD Kota Semarang, Suharsono menyampaikan, kenaikan BBM ini memang tidka berdampak pada tarif Trans Semarang karena untuk penggunaan BBM untuk Trans Semarang sepenuhnya disubsidi dari Pemerintah Kota Semarang.

Suharsono menjelaskan untuk sistem penganggaran Trans Semarang memang sudah direncanakan selama satu tahun. Namun jika ditengah-tengah tahun penganggaran ada penyesuaian harga BBM maka akan dianggarkan pada APBD Perubahan.

"Ini baru proses pembahasan anggaran perubahan. Untuk tambahan harga BBM naik disesuaikan saja," ucap Suharsono.  

Pihaknya berharap tidak ada kenaikan tarif transportasi umum yang dikelola oleh Pemerintah. Pasalnya kenaikan BBM ini dirasa sudah memberatkan masyarakat dan sangat berdampak pada sektor lainnya. Misalnya saja harga kebutuhan dan juga transportasi umum milik swasta pasti juga akan mengalami penyesuaian harga.

Politikus PKS ini juga mengatakan jika saat ini PKS Kota Semarang sendiri juga menolak adanya kenaikan harga BBM. Pihaknya meminta agar pemerintah membatalkan kebijakan tersebut karena kondisi ekonomi masyarakat masih belum stabil pasca dua tahun dihantam pandemi.

"Kalau tambah BBM meningkat, bahan dasar transportasi angkutan umum, barang-barang naik. Kami rasa memberatkan masyarakat. Daya beli turun. Sulit untuk meningkatkan pertumbuham ekonomi," tandasnya.