Harga Cabai Rawit 'Setan' di Salatiga Rp100 Ribu Perkilo, Petani Girang

TRANSAKSI : Transaksi cabai di Pasar tradisional di Salatiga masih tinggi . Foto: Erna Yunus B  
TRANSAKSI : Transaksi cabai di Pasar tradisional di Salatiga masih tinggi . Foto: Erna Yunus B  

Harga cabai rawit 'setan' nyaris mendekati Rp100 ribu perkilogramnya, Rabu (29/11). Tingginya harga di pasaran tradisional di Salatiga ini membuat petani girang.


Pasalnya, harga jual di tingkat petani ke tengkulak saat ini mencapai Rp 70 perkilogram.

"Harga seluruh jenis cabai saat ini tinggi. Cuaca mendukung dan hasil panen petani juga lagi bagu-bagusnya," kata Fajar, petani Ngabla, Kabupaten Magelang.

Sedangkan harga cabai keriting tidak jauh berbeda, perkilogram mencapai Rp80-90 ribu.

Padahal, diakui Fajar, beberapa bulan lalu harga seluruh jenis cabai sempat tidak sampai mendekati Rp 5 ribu.

"Sempat beberapa bukan lalu Ramadan itu Rp 50 ribu perkilogram untuk cabai keriting merah, bahkan lebih tinggi lagi pernah. Tapi sekarang harga cukup memuaskan bagi petani," tambah Agus, seorang tengkulak sayur mayur di kawasan Pasar Raya Salatiga.

Agus yang mendapatkan 'bahan baku' cabai dari petani kawasan Gunung Merbabu, Kopeng dan Boyolali itu kini  stoknya tidak terlalu banyak.

Seorang pedagang di kawasan Pasar Blauran Salatiga yang biasa disapa Yu Yem menyebut, ia masih menjual cabe meski harga kisaran Rp80-95 ribu perkilogram.

"Harga itu sudah harga pelanggan. Pelanggan saya dari kalangan rumah makan, ambil untung juga tidak banyak," ungkap Yu Yem.

Selain harga cabai yang terus merangkak naik, beberapa jenis bahan pokok dan sayur mayur di pasar tradisional juga merangkak naik. 

Hal ini dipicu masih rendahnya intensitas hujan di wilayah pertanian Kopeng, Boyolali dan sekitarnya.

Dari sejumlah pedagang di beberapa pasar tradisional di Salatiga rata-rata menyebutkan, memasuki akhir tahun harga cabai akan terus merangkak naik.