Harga Melambung, Jateng Gelontorkan 70.000 Liter Minyak Goreng untuk Stabilkan Harga

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, mengambil langkah cepat untuk mengatasi tingginya harga minyak goreng di pasaran, dengan menggelontorkan 70.000 liter minyak goreng ke berbagai kabupaten/kota dalam rangka operasi pasar.


"Kami sudah melakukan operasi pasar terkait tingginya harga minyak goreng. Teman-teman sudah turun ke berbagai daerah," kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, di kantornya, Kamis (30/12).

Pihaknya sudah memerintahkan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk terjun ke lapangan. Satu persatu persoalan dimintanya diselesaikan agar inflasi di Jateng bisa terkendali.

"Harus diakui, beberapa komoditas itu di hulu belum panen, jadi memang ada fluktuasi. Tapi saya minta ke TPID untuk tidak lama-lama. Nggak bisa kalau nggak turun-turun, maka minyak goreng ini kelamaan nggak turun harga, kita lakukan operasi pasar," tegasnya.

Operasi pasar, kata Ganjar,  dilakukan untuk mengintervensi agar harga kembali stabil. Selain itu, hal itu juga penting dalam pengendalian inflasi.

"Tapi kalau kita melihat batas toleransinya, semua masih dalam kendali. Untuk minyak goreng pasokan juga cukup," jelasnya.

Ganjar mengatakan,  untuk saat ini operasi pasar baru dilakukan untuk minyak goreng. Ganjar meminta semua tim turun bersama mengendalikan kenaikan harga.

"Saat ini baru minyak goreng yang kita lakukan operasi pasar, kami harap bisa segera menstabilkan harga. Kalau nggak stabil-stabil, kan bahaya. Maka selain operasi pasar, TPID saya minta untuk terjun menyelesaikan satu persatu persoalan yang ada," pungkasnya.

Kepala Dinas Perdagangan, Arif  Sambodo mengatakan, operasi pasar untuk pengendalian harga minyak goreng dilakukan saat ini di 24 kabupaten/kota. Masing-masing kota diberi jatah 3.396 liter minyak goreng.

"Total ada 70.000 liter minyak goreng yang kami gelontorkan dalam operasi pasar ini, dengan harga Rp14.000 perliter," tegasnya.