Hari Lahir Pancasila Jadi Tolok Ukur Kerukunan Hidup

Peringatan Hari Lahir Pancasila
Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu memimpin Upacara Hari Lahir Pancasila di Balaikota Semarang, Kamis (1/6). RMOL Jateng
Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu memimpin Upacara Hari Lahir Pancasila di Balaikota Semarang, Kamis (1/6). RMOL Jateng

Upacara Hari Lahir Pancasila di Kota Semarang menjadi tolok ukur terhadap kerukunan hidup antar manusia meski banyak perbedaan.


Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu mengharapkan, warga kota ini bisa hidup rukun dalam keberagaman. Ia menyebut, Pancasila merupakan jiwa besar para pendiri bangsa, para ulama, pejuang kemerdekaan dari seluruh pelosok nusantara.  

"Harus diingat bahwa kodrat bangsa Indonesia adalah keberagaman. Takdir Tuhan untuk kita adalah keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke adalah keberagaman," kata Ita, sapaan akrabnya, usai menjadi Inspektur Upacara Hari Lahir Pancasila di Halaman Balaikota Semarang, Kamis (1/6).

Dalam keberagaman ini, lanjutnya, ada banyak etnis bangsa, adat istiadat, agama, golongan dan kepercayaan. Namun semuanya bersatu padu dengan baik. 

Meski demikian, persatuan dalam perbedaan ini tak lepas dari berbagai tantangan berpotensi merusak. Di era keterbukaan informasi ini ada segelintir oknum menyalahgunakan media sosial seperti penyebaran kabar bohong dan ujaran kebencian. 

"Dengan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, kita bisa terhindar dari masalah tersebut. Kita bisa hidup rukun dan bergotong-royong untuk memajukan negeri," ungkapnya. 

Oleh karena itu, dia mengajak semua kalangan masyarakat hingga pemuka agama dan aparat TNI Polri untuk menjaga Pancasila.