Hendi Resmikan Rumah Sakit Darurat Covid-19

Semakin melonjaknya kasus Covid-19 di Kota Semarang membuat Pemerintah Kota Semarang bergerak cepat dalam menanganinya.


Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, meresmikan Rumah Sakit Darurat Covid-19 di daerah Kelurahan Kedungmundu, Kecamatan Tembalang. Rumah Sakit yang belum resmi beroperasi ini akan khusus membantu Dinas Kesehatan Kota Semarang dalam menangani pasien Covid-19.

"RS Darurat Covid ini menjadi keberkahan untuk Kota Semarang karena ketika di saat kita susah mencari tempat tidur pasien corona, rumah sakit ini bisa dipakai untuk yang terkena covid," ucap hendi, sapaan akrab Walikota Semarang, Senin (21/6).

Rumah Sakit Darurat ini memiliki 106 tempat tidur isolasi dan 12 ruang ICU. terkait dengan fasilitas didalamnya juga sudah lengkap beserta dengan Tenaga Kesehatannya dan tinggal menerima pasien Covid-19

Hendi berharap dengan adanya Rumah Sakit Darurat Covid ini bisa membantu mengatasi kekurangan tempat tidur isolasi saat ini.

Hendi juga meminta pihak Rumah Sakit Darurat bisa melakukan koordinasi langsung dengan Dinas Kesehatan Kota Semarang dan Rumah Sakit Wongsonegoro (RSWN).

"Saya minta mas Adit (direktur RSDC) untuk berkoordinasi dengan Pak Hakam (Kepala DKK) dan bu Susi (direktur RSUD) untuk bisa melayani pasien dengan baik. Yang sakit harus jadi sehat. Dan tenaga kesehatannya pun harus tetap sehat," jelasnya.

Hendi juga mengatakan hari Rabu (23/6) pihaknya juga akan meresmikan tempat isolasi tambahan di Asrama UIN Walisongo dan Gereja di kawasan Marina, dengan total tambahan tempat tidur sekitar 300.

Sedangkan untuk RSWN, Hendi mengaku jika saat ini Rumah Sakit milik Pemkot ini sudah membuka hampir 400 tempat tidur isolasi, dari sebelum nya yang hanya membuka 150 tempat tidur.

"Rumah sakit lain saya harap jika memang kekurangan tempat tidur bisa langsung menambah tempat tidur," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam mengatakan jika tiga tempat isolasi terpusat kota Semarang yakni Rumah Dinas, Islamic Center dan Balai Diklat okupansinya sudah hampir penuh semua. Untuk itu dengan dibukanya beberapa tempat isolasi tambahan ini diharapkan bisa menampung semua pasien Covid di kota Semarang.

"Rumah Sakit darurat ini nantinya untuk pasien dengan gejala ringan hingga sedang, namun jangan ada pasien dengan gejala berat yang masuk ke RS Darurat ini, memang sudah ada ICU nya tapi jika kondisi sudah berat maka dibutuhkan oksigen lebih banyak," jelas Hakam.

Hakam juga menyebut, stok oksigen di Kota Semarang cukup aman, meski masih ada kendala dalam pendistribusian dari agen atau penyedia ke beberapa rumah sakit. Sedangkan untuk RS Darurat meski sudah ada 12 ICU namun hanya tersedia 6 ventilator.

"Untuk oksigen dari diskusi kami di tingkat provinsi beberapa penyedia menyatakan jika stoknya aman, hanya pendistribusiannya yang harus dibagi secara merata," bebernya.