HUT Satpol PP, Sinoeng :  Jadilah Mata Telinga Pemerintah

Di tahun politik nanti, Pj Wali Kota Salatiga Sinoeng N Rachmadi mengingatkan hal kecil bisa menjadi masalah dan persoalan. Sehingga akan banyak yang dijadikan komoditas politik. 


"Maka jadilah mata dan telinga pemerintah, loyalitasmu tegak lurus ke negara NKRI, tidak usah miyar-miyur," kata Penjabat (Pj) Wali Kota Salatiga, Sinoeng N Rachmadi pada Peringatan HUT ke-73 Satpol PP, ke-61 Satlinmas.dan ke-104 Damkar Tingkat Kota Salatiga, di Halaman Pemkot Salatiga, Senin (19/03).

Ia mengungkapkan, Satlinmas, Satpol PP dan Damkar harus menjadi satu kesatuan yang cepat dan tanggap.

Kepada Satpol PP, ia mengingatkan harus melayani dengan sopan santun. 

"Karena tidak semua masyarakat itu mempunyai pola pikir sama. 'Ora nesu dibales nesu, ora koyo ngono kui'. Satlinmas, 'ora mung nyambut gawe pas kepaten, pas mantenan', karena Satlinmas bisa menjadi kepanjangan tangan, sebagai sumber informasi dan juga menjadi garda terdepan sebagai penyelesai di wilayah," bebernya.  

"Saya juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Damkar yang menjadikan tim serba bisa, 'opo-opo wae biso', 'nyekel ulo', ngamanke tawon, bahkan anak yang kepalanya terjepit. Apalagi saat kebakaran, mereka langsung meluncur dan tidak dibatasi wilayah administratif di Kota Salatiga saja," tambah Sinoeng. 

Kembali, orang nomor satu di Pemkot Salatiga ini mengingatkan agar selalu  menjadi satu koreksi bagi 

Satpol PP,  Satlinmas dan Damkar. 

Serta, harus menjadi satu kesatuan utuh dalam menanggulangi dan menangani berbagai kejadian yang ada di masyarakat.

Menurutnya, Satpol PP bersama Satlinmas dan Damkar terus membangun kebersamaan. Menjalin komunikasi dan koordinasi untuk menyelesaikan masalah yang timbul.

"Selama ini kerja mereka tulus ikhlas, siap sedia, cepat tanggap, bukan hanya sekedar menegakkan perda, namun juga merawat dan turut serta menjadi kondusivitas di tengah-tengah masyarakat," ungkapnya.

Masalah muncul karena diabaikan, Sinoeng mengatakan bahwa mereka menjadi bagian untuk mengikis sikap dan perbuatan yang mengabaikan itu, sehingga menjadi bagian yang solutif.

Untuk itu, komunikasi dan koordinasi menjadi kunci penting. Termasuk, apakah sudah sesuai ekspektasi publik dan dinamikanya. 

"Mereka harus hadir dalam menjaga kondusivitas wilayah," imbuhnya.