Imlek, Kue Keranjang Tetap Harus Ada

Kue keranjang mulai dijajakan menjelang tahun baru Imlek 2575, sebagaimana terlihat di Toko Roti Galaxy, Gang Baru 104 Pecinan Semarang, Sabtu (3/2) siang. Soetjipto/Dok.RMOLJateng
Kue keranjang mulai dijajakan menjelang tahun baru Imlek 2575, sebagaimana terlihat di Toko Roti Galaxy, Gang Baru 104 Pecinan Semarang, Sabtu (3/2) siang. Soetjipto/Dok.RMOLJateng

Perayaan Imlek memang lekat dengan banyak hal yang berwarna merah. Selain lampion dan angpao, kue keranjang menjadi salah satu ciri khas yang tidak bisa dilepaskan.

Nah, sepekan jelang datangnya tahun baru Imlek 2575, kue keranjang mulai bermunculan dijajakan di berbagai tempat. 

Di Pasar Gang Baru Pecinan Semarang, misalnya, kue keranjang dijejer di etalase-etalase maupun di meja lapak pedagang. 

Namun menjelang Sincia (tahun baru Imlek-red) tahun ini, dirasakan keberadaannya tidak seramai tahun lalu.

Seperti diungkapkan Lilik Gunawan Santoso, pemilik toko roti Galaxy di Jalan Gang Baru 104, Pecinan Semarang. 

Tahun ini dia tidak memproduksi terlalu banyak, karena menyesuaikan dengan ramai atau tidaknya konsumen. 

"Saya hanya sedia tidak banyak. Tapi ya memang harus ada untuk melayani pelanggan. Karena bagaimanapun kue keranjang identik dengan jajanan perayaan tahun baru Imlek, jadi harus tetap ada," tutur Lilik, Sabtu (3/2) siang. 

Selain hasil produksinya sendiri, kue keranjang yang dia jual juga ada yang berasal dari pemasok dari luar kota, yaitu Tegal.  

Kue keranjang dibuat dengan beberapa varian rasa. Selain cokelat, juga ada rasa pandan, vanilla, dan stroberi. 

Salah satu yang khas dari kue keranjang adalah dikemas dengan kardus tebal berwarna merah terang, bertuliskan Gong Xi Fa Chai. 

Biasanya setiap kemasan kardus berisi empat, enam, atau dua buah, dengan berat 250 gram setiap buahnya.