Tim medis mencatat ada sedikitnya 300 korban gempa Lombok yang butuh penanganan operasi tulang karena mengalami luka terbuka dan harus segera ditangani. Padahal dilaporkan perhari ini (7/8/2018) semua rumah sakit di Lombok kehabisan implan atau alat penyambung tulang.
- Bermain Tanpa Pengawasan, Bocah 4 Tahun Tenggelam di Embung
- Peringati HUT Ke-477 Kota Semarang, Wali Kota: Banjir dan Rob Masih Menjadi PR yang Belum Bisa Dituntaskan
- Kurang Konsentrasi Saat Mengemudi, Sebuah Truk Terperosok ke Sungai
Baca Juga
"Hari ini kami mendapat informasi semua rumah sakit di Lombok kehabisan implan. Kami sudah menyiapkan implan dan seluruh perlengkapan medis operasi, dan besuk tim 1 siap berangkat ke Lombok," kata dr Romaniyanto, ketua team kesehatan peduli Lombok, pada wartawan di RS Orthopedi Prof Soeharso Surakarta, Senin (7/8/2018).
Tim kesehatan peduli Lombok merupakan gabungan tenaga medis dari RSO prof Soeharso, RS Moewardi, Fakultas kedokteran UNS dan PABOI Jateng. Khususnya tenaga medis yang menangani operasi patah tulang korban bencana gempa Lombok.
"RSO menyiapkan 50 tenaga medis terdiri dari dokter spesialis orthopedi, perawat bedah, perawat anestesi dan rehabilitasi medik. Tim akan berangkat dalam tiga gelombang, berangkat mulai Rabu (8/8/2018) besuk," imbuh dr Romaniyanto yang didampingi Dirut RSO Prof Soeharso dr Pamudji Utomo, saat memberi keterangan pers.
Ditambahkan Romaniyanto, peralatan media yang disiapkan selain implan berbagai jenis dan ukuran, juga instrumen operasi, bahan media sekali pakai dan obat obatan keperluan operasi.
"Jumlahnya sekitar 200 paket, saat ini masih proses sterilisasi. Nanti kita packing aman dan besuk siap kirim," imbuh Romaniyanto.
- Cuaca Buruk, Dua Pesawat Tujuan Solo Mendarat di Semarang
- Diduga Kelelahan, Pendaki Asal Madiun Meninggal di Pos Bayangan Jalur Pendakian Lawu
- Gudang di Dekat Mall Ramayana Pekalongan Terbakar, Jadi Tontonan Warga