Pemerintah semakin menggalakkan ekspor berbagai produk hasil dalam negeri salah satunya hasil produk pertanian dan turunannya.
- Progres Pembangunan Pasar Rejosari Salatiga Capai 52%
- Polda Jateng Bantu Sembako Keluarga Non Penerima Bansos
- Ketua DPRD Bersama Fraksi PDIP Bantu Bayi Penderita Jantung Bocor Asal Karanganyar
Baca Juga
Hal itu disampaikan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Sarwo Edhi, usai pemberangkatan pertama ekspor pupuk organik tujuan Malaysia di PT Acidatama Tbk, Kebakkramat Karanganyar.
Pemerintah mengisyaratkan atau menginstruksikan agar ekspor itu bisa dinaikkan tiga kali lipat dari sekarang. Januari-November ini nilai ekspor di bidang pertanian itu sudah mencapai lebih kurang 350 triliun," paparnya kepada media, Jumat (13/12).
Nilai tersebut, lanjut dia, semuanya dari hasil pertanian, perkebunan (sawit), tanaman pangan seperti jagung, tanaman hortikultura (buah-buahan), kemudian bawang merah. Termasuk hasil peternakan juga dilakukan ekspor.
"Tahun 2020 rencananya kita akan ekspor beras organik. Karena sudah dimulai di daerah-daerah menanam padi organik dan memang itu yang dibutuhkan di luar negeri. Seperti Malaysia, Singapura, Austarali dan Eropa," lanjutnya.
Ditambahkannya, untuk di dalam negeri perintah juga semakin menggiatkan sosialisasi penggunaan pupuk organik kepada para petani.
Kementrian pertanian saat ini sudah membentuk Kostratan pusat komando strategis pertanian) di tingkat kecamatan yang base-nya ada di Balai Penyuluh Pertanian (BPP).
"Nanti kita instruksikan kepada para penyuluh untuk memberikan ilmunya kepada para petani untuk menormalkan struktur tanah harus menggunakan pupuk organik baik padat maupun cair," jelasnya.
Sehingga anggaran untuk pupuk organik di tahun 2020 dari subsidi akan dinaikkan dari Rp600 miliar naik ke Rp1,1 Triliun.
Kementrian juga berupaya untuk menambah lagi dana diluar subsidi yang akan dianggarkan melalui APBN.
Bahkan di tahun 2020 ada pengadaan 500 unit pengolahan pupuk organik (UPO) yang disebar di berbagai wilayah.
"Nantinya di masing-masing BPP memiliki 1 unit pengolahan pupuk organik untuk pembelajaran bagi para petani yang ada disekitarnya," tuturnya.
Sementara itu CEO Agro PT Indo Acidatama, Hartanto menambahkan pupuk organik cair (POC) dan dekomposer yang diekspor kali ini sejumlah 10 ribu liter, nilai ekspor Rp400 juta dengan tujuan Malaysia.
"Kedepannya kita juga akan mengarahkan ekspornya ke Thailand, Vietnam dan Myanmar secara paralel. Untuk di dalam negeri, produk sudah dari Aceh sampai ujung Papua," pungkasnya.
- Hadapi Puncak Arus Balik, One Way Dilakukan Mulai Salatiga hingga Kalikangkung
- Dukungan Muncul Lagi, Kades Sodong Batang Minta Irjen Pol Ahmad Luthfi Maju Pilgub Jateng 2024
- Ketua DPRD Salatiga : Lupakan Level PPKM, Kuncinya Prokes Ketat