Semakin berkembangnya teknologi, institusi pendidikan merupakan tempat paling rentan masuknya Faham Radikalisme di Indonesia.
- Aktivitas Masyarakat Terus Meningkat, Pola Pengendalian Covid-19 Harus Menyeluruh
- PT KAI Gelar Anugerah Jurnalistik, Ini Syaratnya
- Gus Yusuf Minta TNI/Polri Buru Warga Yang Lapar
Baca Juga
Hal tersebut disampaikan Kasat Intelkam Polres Demak, AKP Muhammad Bisri, saat memberikan pengarahan di Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Islamic Centre Demak, Minggu (4/9) sore.
"Institusi pendidikan menjadi target paling rentan. Dimana para mahasiswa dapat dengan mudah dimasuki faham faham yang dapat merugikan dirinya, bangsa dan agama, jika tidak dibentengi sejak awal," ujar Muhammad Bisri.
Bisri menambahkan, untuk menangkal masuknya faham radikalisme, mahasiswa harus dibekali dengan pemahaman dan pengetahuan tentang besarnya bahaya radikalisme.
"Selain ilmu pengetahuan, bagaimana pengajar dan orang orang sekitar menciptakan lingkungan yang digunakan untuk bersosialisasi ini menimbulkan hawa positif," tambah Bisri.
Sementara itu, menurut mahasiswa, memahami pentingnya cinta tanah air, memerlukan dorongan, baik dari pengajar, maupun teman-teman sekitar.
"Dengan adanya paparan yang disampaikan kepolisian ini, tentunya membawa kita sama-sama belajar dan lebih memahami bahaya faham radikalisme di Indonesia, bahkan untuk dunia," ujar Najwa, salah seorang mahasiswi.
Dalam kegiatan tersebut, selain mendapat meteri dasar, perkenalan kampus, para mahasiswa juga diajak ziarah makam Raja Pertama Demak, Sultan Fatah.
- Boleh Berjualan, Pedagang Mi dan Bakso Harus Sudah Divaksin
- GP Ansor Miliki Peran Penting Dalam Membangun Kota Semarang
- Rakornas BNPB, Kapolri Dorong Penguatan Manajemen Risiko Bencana