Prediksi Amerika Serikat (AS) yang menyebutkan bahwa China akan menyerang Taiwan dalam enam tahun ke depan tampaknya akan terjadi lebih cepat.
- Megawati Penuhi Undangan Paus Fransiskus Ke Vatikan
- Dunia Didorong Bantu Negara Berkembang Produksi Vaksin Covid-19
- Ed Sheeran dan Taylor Swif Rilis "The Joker and The Queen"
Baca Juga
Prediksi Amerika Serikat (AS) yang menyebutkan bahwa China akan menyerang Taiwan dalam enam tahun ke depan tampaknya akan terjadi lebih cepat.
Calon komandan Indo-Pasifik AS, Laksamana John Aquilino pada Selasa (23/3) mengatakan, ancaman China terhadap Taiwan lebih serius dan lebih dekat daripada yang dibayangkan.
China menganggap pemulihan kendali atas Taiwan sebagai prioritas nomor satu," kata Aquilino kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat, seperti dikutip Reuters.
"Peremajaan Partai Komunis China dipertaruhkan dengan masalah Taiwan," tambahnya.
Sebelumnya, komandan Indo-Pasifik Laksamana Philip Davidson mengungkap bahwa China dapat mencoba menyerang dan mengambil alih Taiwan dalam waktu enam tahun dari sekarang.
"Pendapat saya adalah bahwa masalah ini lebih dekat dengan kita daripada yang dipikirkan kebanyakan orang dan kita harus menangani ini," jelasnya.
Menurut Aquilino, AS perlu melaksanakan rencana 27 miliar dolar AS yang diusulkan untuk meningkatkan pertahanan AS di kawasan itu dalam waktu dekat dan dengan urgensi.
"Partai Komunis China telah menghasilkan beberapa kemampuan di wilayah yang dirancang untuk menghalangi kami. Kekhawatiran paling berbahaya adalah kekuatan militer melawan Taiwan," terangnya.
Meski begitu, Aquilino menolak mengomentari saran Senator Republik Tom Cotton, seorang pakar tentang ancaman China, bahwa Beijing dapat memilih untuk menyerang Taiwan pada awal tahun depan.
Cotton mencatat bahwa Rusia menginvasi dan menduduki Krimea pada 2014, hanya beberapa hari setelah menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin.
Sementara China, katanya, akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin pada Februari 2022.
Aquilino, yang saat ini menjadi kepala armada Pasifik AS, menekankan bahwa ada dua kekhawatiran utama yang membiarkan China merebut Taiwan.
Pertama adalah potensi ancaman bagi perdagangan global, yang sebagian besar melewati pulau itu. Kedua, kerusakan yang akan terjadi pada kredibilitas AS dengan sekutu Asia-nya seperti Jepang, Korea Selatan, dan Filipina.
"Status Amerika Serikat sebagai mitra dengan sekutu dan mitra kami juga dipertaruhkan jika kami memiliki konflik di Taiwan," pungkasnya seperti diberitakan oleh RMOL Jateng.
- Peneliti Inggris Temukan Gen Yang Dapat Mendeteksi Dini Kasus Covid-19
- Donald Trump Sebut Invasi Rusia Berpotensi Perang Dunia III
- Korsel Pancing Kemarahan Korut Karena Latihan Militer Bersama AS