- Indonesia Gelar Operasi Penyelamatan Ratusan Warganya Dari Kejahatan Eksploitasi Manusia Di Myanmar
- Kementerian Luar Negeri Berjuang Memulangkan 525 WNI Korban TPPO Dari Myanmar
- BRICS: Manfaat Dan Kelemahannya Bagi Indonesia
Baca Juga
Vatikan - Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P) melakukan pertemuan dengan Paus Fransiskus di Vatikan, Jumat (07/02).
Dalam kunjungannya, Megawati ditemani oleh putra tertuanya yakni Mohammad Rizky Pratama dan putrinya, yakni Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P yang juga Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Puan Maharani, Ketua DPP PDI-P Ahmad Basarah, serta Bendahara PDI-P sekaligus Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey.
Kunjungan Megawati itu dalam rangka memenuhi undangan Paus Fransiskus untuk menjadi pembicara di World Leaders Summit On Children's Rights.
Yang menjadi topik hangat perbincangan diantara keduanya adalah tentang Pancasila dan spirit gotong royong, termasuk pemanasan global.
"Saya memang mendapat undangan secara pribadi dari beliau. Tapi lebih utama sebetulnya perihal beliau setelah pertemuan ini. Kita juga bicara masalah kebangsaan," kata Megawati di kediaman Paus di Casa Santa Marta, Vatikan, Jumat (07/02).
Hal penting yang disampaikan Megawati, Presiden Ke-5 Republik Indonesia, saat menjadi pembicara di World Leaders Summit on Children's Rights menyebut Pancasila sebenarnya dapat diikuti oleh negara-negara lain karena bisa diterapkan di dalam kehidupan manusia dari berbagai latar belakang negara.
"Sehingga Pancasila, dengan 5 silanya merupakan cakupan permasalahan kehidupan, terutama perihal Ketuhanan Yang Maha Esa dan perikemanusiaan bisa diterapkan di mana saja. Jadi, bisa dikatakan bahwa Pancasila bukan dari saja milik bangsa Indonesia saja, tapi bisa mendunia," ujar putri dari Presiden Ke-1 Republik Indonesia, Soekarno.
Topik perikemanusiaan yang diangkat Mega panggilan akrab Megawati, menarik perhatian Paus. Apalagi, saat disinggung isu kemanusiaan akibat peperangan di sejumlah negara yang menjadi sebab perubahan di dunia yang sangat mengkhawatirkan.
Menurut Megawati, pemanasan global masih termasuk hal yang dikhawatirkan Paus, meski dampak dari perubahan iklim itu telah menjadi topik pembicaraan Megawati dan Paus ketika keduanya menghadiri Zayed Award pada tahun 2024.
"Saya menyampaikan kepada beliau, yang harus saya panggil Holy Father, mengapa manusia itu tidak terlalu care dengan global warming? Beliau langsung mengangkat jempolnya dua-dua, dan beliau bilang 'Saya setuju sekali'. Perlu diketahui di Vatikan ini ternyata dibikin juga pusat penelitian masalah kutub. Kekhawatirannya karena mencairnya kutub utara dan kutub selatan bukan lagi meleleh tetapi sudah terpotong-potong sampai bisa sebesar bukit, begitu," jelas Megawati.
Dalam pertemuan yang begitu hangat dan penuh kekeluargaan, Megawati mempersembahkan kepada Paus Fransiskus, sebuah lukisan Bunda Maria dalam gaya Jawa.
- NGOPI Berhasil Kuak Rahasia Kecantikan Bersama Dr. Ratih Nuryanti
- Tim Dinparta Dan Satpol PP Serbu Pujasera Demak
- Pedagang Rod As Kadilangu Serbu Jepara Dan Berkolaborasi Emas Dengan Dinparta Demak