Gelombang panas yang menerjang membuat otoritas Vietnam cukup khawatir dengan lonjakan permintaan pasokan listrik. Alhasil industri diminta untuk menghemat energi demi selama beberapa pekan ke depan.
- Sekretaris Departemen Kesehatan Australia Minta Warga Tidak Panik Sikapi Varian Omicron
- Saksi Kasus Korupsi PM Israel Benjamin Netanyahu Tewas dalam Kecelakaan Pesawat Pribadi
- Xi Jinping Nilai Ekonomi Dunia Sedang Alami Pemulihan yang Menakutkan
Baca Juga
Sejauh ini otoritas cuaca memperingatkan gelombang panas dapat berlangsung hingga Juni. Suhu minggu ini diperkirakan berkisar antara 26 derajat Celcius hingga 38 derajat Celcius, dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.
Seiring dengan itu, beberapa kota telah mengurangi penerangan umum. Hanoi telah mempersingkat durasi penerangan umum satu jam setiap hari, sementara mengurangi separuh penerangan di beberapa jalan utama dan di taman umum.
Kantor-kantor pemerintahan juga telah didesak untuk mengurangi penggunaan listrik hingga sepersepuluh karena menghadapi tekanan tingginya permintaan pasokan listrik.
Industri, pabrik-pabrik, mengalihkan operasi ke jam-jam di luar jam sibuk untuk menjaga agar sistem tenaga listrik nasional tetap berjalan.
Lebih dari 11 ribu perusahaan, dari pabrik besar Grup Tekstil Texhong China hingga pembuat sepatu Korea Selatan Changshin, telah setuju untuk memangkas konsumsi jika memungkinkan.
"Jika semua orang menghemat energi, semua akan memiliki cukup listrik untuk digunakan, tetapi jika tidak, akan terjadi kelebihan muatan listrik parsial yang akan membahayakan jaringan listrik," kata Luong Minh Quan, seorang teknisi listrik EVN di Hanoi, seperti dimuat Channel News Asia.
Pekan lalu, otoritas menyerukan perangkat listrik dimatikan saat tidak digunakan, dan agar AC dijaga di atas 26 derajat Celcius.
- 360 Prajurit Satgas Yonmek Kontingen Garuda Siap Diberangkatkan ke Lebanon
- Retno: Indonesia Dukung Penuh AICHR Proteksi HAM Di ASEAN
- Menlu Retno: Brunei Sanggup MoU PMI Kelar Akhir Tahun Ini