Selandia Baru Wajibkan Vaksin Covid-19 Bagi Petugas Kesehatan dan Guru

Pemerintah mengumumkan untuk menetapkan secara hukum bagi petugas kesehatan dan guru di Selandia Baru untuk mendapatkan vaksinasi.


Menteri Respons Covid-19 Chris Hipkins mengatakan, banyak dari profesi itu telah mendapatkan suntikan namun mereka tidak dapat memprediksi kejadian di masa mendatang, terutama saat berurusan dengan pasien dan anak kecil yang belum disetujui untuk vaksin.

"Ini bukan keputusan yang mudah, tetapi kami membutuhkan orang-orang yang bekerja dengan komunitas rentan yang belum divaksinasi untuk mengambil langkah ekstra ini," kata Hipkins, dikutip dari Channel News Asia, Senin (11/10). 

Keputusan ini mendapatkan dukungan dari kelompok pekerja. Bahkan, Selandia Baru sudah mewajibkan banyak orang yang bekerja di perbatasan untuk divaksinasi.

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern mengatakan, Auckland akan tetap terkunci selama sekitar satu minggu lagi. Sementara wilayah terdekat Waikato dan Northland dapat keluar dari penguncian pada hari Kamis jika tidak ada penyebaran virus yang signifikan ditemukan di tempat-tempat itu.

Auckland telah dikunci selama hampir dua bulan, sejak wabah itu ditemukan. Tiga puluh lima kasus lokal baru ditemukan di kota itu pada hari Senin, sehingga jumlah total kasus dalam wabah menjadi sedikit di atas 1.600.

Pekan lalu Ardern mengakui bahwa virus itu berada di Selandia Baru, dan tidak bisa sepenuhnya hilang dengan penguncian dan pelacakan kontak. Ardern telah mendesak orang untuk divaksinasi sebagai langkah menuju pembukaan kembali negara.

Rencananya akhir pekan, pemerintah mengadakan program vaksinasi 'Sabtu Super' bertepatan dengan Hari Pemilihan. Pusat vaksinasi akan dibuka sepanjang hari dan hingga malam hari.

Sekitar 68 persen warga Selandia Baru telah memiliki satu dosis vaksin dan 47 persen telah divaksinasi penuh. 

Pemerintah juga mengumumkan perjanjian pembelian lanjutan untuk 60.000 program pil baru eksperimental oleh pembuat obat Merck. Kebijakan ini menunggu persetujuan oleh regulator Selandia Baru.

Pil tersebut, molnupiravir, akan menjadi yang pertama terbukti mengobati Covid-19, jika disetujui oleh regulator termasuk Food and Drug Administration AS.