Indonesia merupakan salah satu negara megadioversiti terbesar di dunia. Dari 40 ribu spesies tanaman obat, sekitar 30 ribu spesies berada di Indonesia.
- BPJS Kesehatan Semarang Kenalkan Program JKN Lewat SEMAWIS pada Penyintas Gagal Ginjal
- Butuh Political Will yang Kuat untuk Atasi Kendala dalam Pengobatan Kanker Payudara
- Masuk 12 Provinsi Prevalensi Tinggi, Jateng Ditantang Turunkan Angka Stunting
Baca Juga
Dari jumlah tersebut sebanyak 9.600 diantaranya memiliki khasiat obat dan baru sekitar 200 spesies dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
Menurut data WHO 2005, diperkirakan sebanyak 75-80 persen penduduk dunia pernah menggunakan obat-obatan herbal. Bahkan saat ini para praktisi medis dan farmasi terus melakukan penelitian lebih lanjut untuk mendalami dan membuktikan tingkat keberhasilan obat-obatan herbal yang disebut dengan herbal medik.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang herbal perlu terus dilakukan oleh pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat yaitu saintifikasi jamu dalam hal ini penelitian berbasis kesehatan.
Guna mensosialisasikan hal tersebut, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat dan Ikatan Dokter Indonesia, mengadakan seminar herbal dengan tema Memanfaatkan Obat Herbal Menuju Indonesia Sehat".
Seminar diikuti oleh 250 peserta dari kalangan kedokteran, peneliti, mahasiswa dan masyarakat umum di Banjarmasin.
Seminar diawali dengan sambutan dari Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Prof. Dr. Zairin Noor, dr, SpOT(K), MM dan Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat.
Adapun pembicara pada seminar ini antara lain Dra. Rr. Maya Gustina Andarini, Apt., M.Sc. (Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM RI), Dr. dr. Ina Rosalina, Sp.A(K), M.Kes., MH.Kes (Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional Kemenkes RI).
Kemudian Irwan Hidayat (Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi PT Sido Muncul Tbk), Unit Pusat Riset Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, Prof. dr. Edi Dharmana, M.Sc., PhD, Sp.Park (Imunolog Peneliti Herbal, Guru Besar Universitas Diponegoro).
Selanjutnya Ipang Djunarko, S.Si., M.Sc., Apt (Fakultas Farmasi, Universitas Sanatha Dharma), dan Dr. drh. Erida Wydiamala, MKes (Unit Riset Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat).
Materi yang disampaikan dari para pembicara yaitu Kebijakan Obat Asli Indonesia, Kebijakan Pengobatan Tradisional Komplementer di Indonesia, Industri Herbal Berbasis Good Manufacturing Practices (GMP), Uji Manfaat Tolak Angin, Uji Toksisitas Subkronis Tolak Angin Cair.
Seminar Herbal di kota Banjarmasin merupakan seminar yang ke-39 kali dilakukan Sido Muncul dalam mensosialisasikan penggunaan obat herbal yang dilakukan sejak tahun 2007.
Kota-kota lain tempat pelaksanaan seminar sebelumnya adalah Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Ungaran, Yogyakarta, Medan, Lampung, Pekanbaru, Padang, Palembang, Solo, Makassar, Surabaya, Jombang, Batam, Magelang, dan Bali.
Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat mengatakan, melalui seminar herbal seperti pihaknya berharap akademisi kedokteran terdorong untuk terus melakukan penelitian tanaman obat secara ilmiah.
"Tidak hanya bergantung kepada obat modern yang berbasis kimia. Selain itu kami juga ingin dunia kedokteran mendapat wawasan mengenai industri jamu, penelitian yang kami lakukan untuk mengembangkan produk, dan penggunaan jamu untuk pelayanan kesehatan," ujar Irwan Hidayat.
Seperti halnya produk Tolak Angin, lanjut Irwan, Sido Muncul telah melakukan berbagai penelitian, yaitu Uji Toksisitas dan Uji Khasiat, dengan Universitas Sanata Dharma dan Universitas Diponegoro.
"Hasilnya, minum Tolak Angin dalam jangka panjang tidak menimbulkan efek samping jika diminum sesuai dosis anjuran ( tidak menimbulkan efek toksit bagi organ tubuh). Tahun 2007 Tolak Angin telah mendapatkan sertifikat Obat Herbal Terstandar (OHT) dari Badan POM," tambah Irwan.
- Kasus Demam Berdarah Tinggi, Permintaan Darah Jenis Thrombocyte Concentrate (TC) Di Solo Meningkat
- Laporan Angka Suspect PMK Berbeda dengan Provinsi, Kepala Dispangtan Salatiga: Kami Data Lapangan
- Pemkab Rembang Pastikan BPJS Kesehatan Warga Kurang Mampu Kembali Aktif