Iwan Bule Tak Bisa Genjot Elektabilitas Hasanah

Pelantikan Komjen Iriawan alias Iwan Bule sebagai penjabat gubernur Jawa Barat tidak berpengaruh apapun terhadap elektabilitas pasangan Hasanuddin-Anton Charliyan di Pilkada Jawa Barat 2018.


Demikian dikatakan pengamat politik Muhammad Qodari ketika di temui di Hotel Harris Suites FX Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (20/6).

"Saya belum melihat soal adanya korelasi antara pelantikan Iwan Bule dengan pasangan Hasanah," ujar Qodari seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL

Anggapan penunjukkan Iwan Bule terkait kepentingan pilkada muncul karena penunjukan dilakukan jelang pilkada. Terkait kepentingan pemenangan Hasanah, pasangan yang diusung PDIP, karena Anton Charliyan berasal dari Polri.

Qodari justru memandang pelantikan perwira tinggi Polri itu malah mendatangkan kegaduhan baru dari tenangnya Pilkada di Jabar.

Pelantikan Iwan Bule, kata Qodari, menjadi sasaran tembak isu-isu bahwa pelantikan itu untuk memuluskan pasangan Hasanah di mana Anton Charliyan juga seorang polisi.

"Yang ada, justru politik di Jabar yang tadinya menurut saya sudah tenang justru malah jadi isu dan kontroversi baru," tukasnya.

Mayoritas lembaga survei menyebut elektabilitas pasangan Hasanah menempati posisi buncit. Terbaru, misalnya, survei Indobarometer.

Dalam survei yang dirilis hari ini disebutkan elektabilitas pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum lebih tinggi atas tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur lainnya yang bertarung dalam Pilkada Jabar 2018. Pasangan Ridwan-Uu dipilih 36,9 persen responden. Di urutan kedua pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi dengan elektabilitas 30,1 persen.

Adapun pasangan yang elektabilitasnya berada pada urutan ketiga dan keempat, yakni pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (6,1 persen) serta pasangan TB Hasanudin-Anton Charliyan (5 persen).