Jajanan Sekolah Mengandung Bahan Berbahaya Masih Beredar di Kota Semarang

Kegiatan Pemantauan Kualitas Pangan dengan Melibatkan Elemen untuk Warga Semarang (MATA DEWA) digencarkan di beberapa pasar tradisional. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kualitas makanan beredar di masyarakat.


Dalam kegiatan ini juga melibatkan banyak stakeholder seperti Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian, Dinas Perikanan Kota Semarang, Satpol PP, serta pemangku wilayah setempat.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang, Bambang Pramusinto mengatakan, pada kegiatan pemantauan di Pasar Ngemplak Simongan ditemukan mie basah mengandung formalin dan boraks. Tak hanya itu, ditemukan gendar mengandung positif boraks, ikan asin jambal positif mengandung formalin hingga cumi asin mengandung formalin.

"Selain itu ada juga teri nasi yang berformalin, serta sebagian pangan olahan yang usianya lebih dari tujuh hari dan tidak memiliki PIRT, dan juga pangan olahan terdapat cemaran fisik," kata Bambang, Senin (22/5).

Pemantauan tidak hanya dilakukan di pasar tradisional melainkan juga terhadap pedagang keliling sekitar SD Negeri Manyaran 01 Semarang dan di dalam kantin sekolah.

"Hasilnya ditemukan gendar yang mengandung boraks pada pedagang keliling," ungkapnya.

Bambang menyebut, pengetahuan masyarakat tentang keamanan pangan masih perlu ditingkatkan. Sebagian masyarakat belum menyadari pentingnya mengonsumsi pangan aman berdampak pada kesehatan, praktik higiene sanitasi sepanjang rantai pangan masih belum terpenuhi dengan baik.

"Sebagian pelaku usaha pangan belum menyadari pentingnya registrasi pangan dan izin edar, kemudahan pelaku usaha/penjual pangan olahan yang dapat langsung berjualan tanpa berizin menjadikan tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam upaya pembinaan dan pengawasan," tuturnya.

Pemkot Semarang mempunyai kewajiban menjamin terwujudnya penyelenggaraan keamanan pangan di setiap rantai pangan secara terpadu. Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang ingin mewujudkan kondisi masyarakat dan lingkungan bersih, sehat, aman dan nyaman. 

Bambang berharap, masyarakat bisa memilih menu sehari-hari yang lebih bergizi, seimbang dan aman, baik pangan olahan maupun pangan segar.

"Aman dalam hal ini adalah terhindari dari  cemaran kimia seperti pestisida, bahan berbahaya seperti formalin, boraks, rhodamin B, methanyl Yellow), biologi dan fisik," tandasnya.