Jepang Kembali Undang Korsel dalam Tinjauan Armada 2022

Untuk pertama kalinya sejak 2015, Jepang mengundang Korea Selatan dalam tinjauan armada tahun 2022 yang diselenggarakan untuk memperingati 70 tahun berdirinya Pasukan Bela Diri Maritim Jepang (JMSDF).


Dilansir dari Naval News pada Jumat (26/8), langkah ini kemungkinan menandakan akan adanya peningkatan hubungan bilateral yang dahulu sempat membeku di bawah kepemimpinan presiden Korea Selatan sebelumnya.

Selama Simposium Angkatan Laut Pasifik Barat(WPNS) yang diadakan pada Oktober lalu, kepala staf JMSDF mengundang semua 21 negara anggota WPNS, termasuk Korea Selatan untuk mengambil bagian dalam tinjauan armada 2022. Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Sekretaris Kabinet pada Selasa(23/8) dalam konferensi pers.

“Kami memutuskan untuk mengundang Korea Selatan setelah mempertimbangkan keadaan keseluruhan hubungan Korea - Jepang. Tinjauan armada dilakukan untuk mendorong kerja sama antara angkatan laut dan menjaga perdamaian di kawasan, itulah sebabnya kami mengundang semua negara anggota WPNS termasuk Korea Selatan, dan terkecuali Rusia,” ujar Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno.

Undangan itu datang setelah kedua negara berhasil menyelesaikan beberapa latihan multilateral, termasuk pada Latihan Lingkar Pasifik 2022. Korea Selatan dan Jepang telah mengerahkan kapal terbesarnya untuk latihan tahun ini.

Jika Korea Selatan memutuskan untuk menerima undangan tersebut, ini akan meningkatkan hubungan Korsel- Jepang. Selain itu, menandai pertama kalinya kapal Angkatan Laut Republik Korea (ROKN) akan mengambil bagian dalam tinjauan armada Jepang setelah sebelumnya karena hubungan membeku Jepang tidak mengundang Korsel.

Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-Yeol sebelumnya telah menekankan pentingnya memperkuat hubungan dengan Jepang untuk menghadapi ancaman keamanan bersama.

Atas undangan ini, pemerintahan Yoon dikabarkan memiliki minat yang besar untuk berpartisipasi dalam tinjauan armada ini.

“Apakah kami akan berpartisipasi belum diputuskan. Namun, kami condong ke arah pengiriman kapal kali,” ujar pejabat administrasi Yoon.

Sementara itu, kunjungan Korsel ini juga dikhawatirkan akan menghadapi reaksi sinis dari publik, mengingat permusuhan historis telah tejadi sangat lama karena kekejaman Jepang yang dilakukan selama menduduki Korsel di awal abad ke-20.

Presiden sebelumnya Park Geun-hye telah menghadapi situasi yang sama, ia mendapat kritik keras ketika mengirim kapal KDX-II dalam tinjauan armada Jepang pada tahun 2015.

Presiden Yoon diperkirakan juga akan menghadapi tantangan berat yang sama. Namun banyak warga Jepang yang memiliki harapan yang sangat tinggi pada pemerintahan baru Korsel terkait hubungan antara Jepang dan Korea Selatan, dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.