Pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019, bursa calon wakil presiden (Cawapres) lebih ketat dibanding calon presiden (Capres).
- KPU Blora Yakinkan Pemilih
- Pena Mas Ganjar Beri Bantuan Token Listrik untuk Optimalkan Mesin Air Pertanian di Wonosobo
- PKB Grobogan Harapkan Koalisi Calon Tunggal
Baca Juga
Jika bursa Capres mengerucut kepada dua nama yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto, tidak demikian dengan Cawapres. Sejumlah nama untuk masing-masing Capres kini sudah mulai muncul ke permukaan publik.
Pengamat politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) UIN Jakarta Saifuddin Asrori mengatakan, ada beberapa kelompok yang saat ini berusaha untuk menjadi Cawapres Jokowi yaitu kelompok TNI-Polri, birokrat, millenial dan kalangan santri.
Menurutnya, dari beberapa kelompok ini hanya kalangan santri yang cenderung lebih solid dan tidak ada perpecahan besar.
"Kelompok militer dan Polri terpecah pada banyak kubu. Begitu juga dengan kalangan pegawai negeri dan birokrat. Sementara kalangan santri cenderung masih solid, walaupun ada beberapa kelompok di kalangan santri, ada perbedaan besar di dalamnya," ujar Saifuddin dalam keterangannya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (24/5).
Dari sejumlah kelompok yang ada, Saifuddin mengusulkan agar Jokowi lebih memilih Cawapres dari kalangan santri. Selain bisa menjawab berbagai isu nasional yang saat ini berkembang, santri memiliki potensi untuk bisa mengikuti semua perkembangan dan kebutuhan yang ada.
"Tentunya sosok yang perlu dipilih Jokowi bukan sekadar santri. Namun santri yang memiliki kapasitas intelektual yang sangat bagus. Ia memiliki kemampuan manajemen yang baik, serta mengusai isu teknologi dan ekonomi," jelas Saifuddin.
Saat ini di kalangan politik santri memang ada dua nama yang mencuat yaitu Ketua Umum PPP M. Romahurmuziy (Gus Rommy) dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Diantara dua nama itu, Saifuddin menyebut Rommy memiliki keunggulan lebih. Cak Imin menurut Saifuddin terlalu kental warna politik dan belum memperlihatkan kapasitas intelektual dan penguasaan bidang ekonomi dan teknokrasi.
Selain itu, Cak Imin terkesan "menyandera" Jokowi dengan syarat harus diambil sebagai cawapres. Selain itu, Cak Imin masih main dua kaki dengan membuka opsi bisa berkoalisi dengan Prabowo.
Sementara itu, Rommy memiliki sejumlah hal yang belum dipenuhi oleh Cak Imin. Rommy menurutnya juga lebih mudah diterima semua kalangan santri. Tidak hanya NU, namun juga Muhammadiyah dan berbagai organisasi Islam lainnya yang ada di nusantara.
Dalam waktu yang masih beberapa bulan ini, Rommy menurutnya bisa semakin mengentalkan dirinya sebagai seorang santri berintelektual. Untuk itu Rommy perlu melakukan sejumlah hal. Misalnya memunculkan sejumlah solusi yang dihadapi oleh bangsa ini, diantaranya menyampaikan blue brint tentang redikalisasi yang cocok bagi bangsa ini.
"Untuk menggalang suara santri, Rommy bersama PPP menggagas gerakan santri berskala nasional yang dikampanyekan di lapangan atau ruang publik yang luas, sehingga bisa mempengaruhi opini masyakarat," tambah Saifuddin.
- Perindo Buka Komunikasi dengan Ganjar Pranowo
- Antisipasi Kecurangan Pilkada, Bawaslu Datangi Lapas Semarang
- Kapolres Purbalingga Pastikan Netralitas TNI-Polri dalam Pilkada