Juru Bicara Kasus Atlanta Dicopot

Kapten Jay Baker dari Kantor Sheriff Kabupaten Cherokee tidak akan lagi menjadi juru bicara untuk kasus penembakan di Atlanta.


Kapten Jay Baker dari Kantor Sheriff Kabupaten Cherokee tidak akan lagi menjadi juru bicara untuk kasus penembakan di Atlanta.

Peralihan tugas ini menyusul seruan besar-besaran yang memintanya mundur karena terkesan bersimpati kepada pelaku dan kedapatan memiliki rekam jejak rasis, dikutip dari Kantor Berita RMOL.

Tugasnya digantikan oleh Erika Neldner, Direktur Komunikasi Kabupaten Cherokee. Erika mengatakan pada Kamis (18/3), bahwa mulai saat ini dia yang akan menangani pertanyaan media terkait dengan penyelidikan penembakan yang menargetkan tiga lokasi spa dan panti pijat secara beruntun.

Penembakan itu menewaskan delapan orang wanita, enam wanita Asia dan dua wanita kulit putih.

Kantor Sheriff Kabupaten Cherokee dan Divisi Komunikasi Kabupaten Cherokee belum memberikan komentarnya secara resmi.

Asisten eksekutif untuk kantor sheriff, Andrea DeCourcey, bahkan mengatakan dia tidak tahu mengapa atau bagaimana Baker dicopot dari perannya sebagai juru bicara kasus tersebut, seperti dilaporkan AP.

Baker, yang merupakan direktur komunikasi dan hubungan masyarakat di kantor sheriff, memicu keributan di media sosial sejak pernyataannya pada konferensi pers Rabu.

Baker mengatakan bahwa Robert Aaron Long yang berusia 21 tahun mengakui perbuatannya, tetapi terlalu dini untuk menyebut bahwa penembakkan itu bermoif rasial. Baker mengaitkan 'kecanduan seks' yang diderita Long sebagai indikasi ia melakukan penembakan. Long berkeinginan menghapus apa yang dia anggap sebagai sumber godaan baginya. Apa yang dikatakan Bakr mendapat dikritik secara luas. Baker dianggap meremehkan peristiwa penembakan dan korban-korbannya.

Beberapa jam setelah komentar Baker, tagar #ReallyBadDay mulai menjadi tren di Twitter, dengan lebih dari 40.000 kicauan.
Di tengah reaksi keras, beberapa kritikus juga menemukan komentar kontroversial yang dibuat Baker di Facebook tahun lalu, yang mempromosikan penjualan T-shirt yang bertuliskan Covid-19 sebagai "virus impor dari Chy-na," menurut The New York Times.