Karanganyar Gagal Penuhi Target Dalam Porprov Jateng 2018

Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jateng 2018 masih menyisakan sehari lagi jelang penutupan. Sejak dibuka secara resmi oleh Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Stadion Sriwedari pada 19 Oktober 2018 lalu, target masuk sepuluh besar bagi kontingen Karanganyar sepertinya  gagal terpenuhi.


Perolehan medali jelang penutupan,  Karanganyar baru mendapatkan tiga emas, tiga perak, sebelas  perunggu harus puas bertengger di peringkat ke 26 dari 35 Kota dan Kabupaten se Jawa Tengah yang berlaga di Porprov. Padahal dalam Porprov sebelumnya Karanganyar menempati posisi 14 dengan total medali, 13 emas, 17 perak, dan 20 perunggu dari 13 cabang olahraga.

Gagalnya kontingen Karanganyar masuk dalam sepuluh besar atau setidaknya bertahan di peringkat sebelumnya, dipertanyakan oleh ormas Masyarakat Handarbeni Karanganyar (Mahaka). Melalui ketuanya,  Kiswadi Agus mengatakan meski perhelatan porprov belum ditutup namun sehari jelang penutupan, sepertinya sulit memenuhi targetnya.

"Ini menimbulkan pertanyaan besar tentang pembinaan para atlet yang selama ini dilakukan oleh KONI," papar Agus saat ditemui RMOLJateng di Karanganyar, Rabu (24/10/2018).

Menurut Agus, soal anggaran, dana alokasi dari APBD untuk pembinaan para atletnya bukan dana yang  sedikit. Ada informasi tahun ini KONI mendapatkan suntikan dana hingga Rp. 4 M dari alokasi APBD Karanganyar untuk pembinaan para atlet.

"Tidak sedikit loh dana pembinaan para atlet dari APBD. Tiap tahunnya dapat kucuran dana yang nilainya terus meningkat. Masak dana alokasi besar, hingga hari ini hasilnya belum maksimal," paparnya.

Seharusnya, ungkap Agus, dengan alokasi dana sebesar itu, bisa memunculkan kader-kader olah raga yang berprestasi di Karanganyar. Termasuk bila jika harus transver pemain untuk memperkuat tim Karanganyar bisa  dilakukan.

Agus juga menilai banyak atlet potensial di Karanganyar yang bersal dari berbagai cabang olahraga. Misalkan, panahan, senam, dan sebagainya. Tinggal bagaimana pembinaanya agar bisa menjadi atlet berkualitas.

"Uang Rp 4 miliar tidak sedikit. Kalaupun  harus mentransfer atlet berprestasi saya rasa dengan uang segitu bisa saja. Namun, lebih baik kita kader (atlet) sejak dini dengan dana tersebut. Apalagi, Venue di panahan dan bulutangkis di sini sudah berstandar nasional. Terbukti, dari Kabupaten Karanganyar lahir pebulutangkis muda yang sudah menyabet gelar internasional," ungkapnya.

Dengan anjloknya prestasi altlet Karanganyar dalam Porprov, dirinya berharap segera dilakukan evaluasi secara menyeluruh. Jangan sampai olah raga dicampur adukan oleh tetek bengek berbagai kepentingan politik di dalamnya.

Kiswadi sebut perlu menempatkan orang yang tepat, mengerti benar dunia olahraga, agar atlet-atlet Karanganyar makin berprestasi. Banyak potensi atlet yang bagus, tinggal kita bagaimana kita memolesnya dengan baik.

"Karenanya tempatkan orang yang tepat, mengerti dunia olah raga dan memiliki rasa tanggung jawab untuk membesarkan olah raga. Olah raga itu dirasa, jangan ada kepentingan yang lain. Apalagi kepentingan politik, apalagi titip anggaran, jangan," tegas Kiswadi Agus.

Sementara itu ketua KONI Karanganyar, Suprapto membantah jika, pihaknya  mendapatkan bantuan senilai Rp 4 M. Bahkan dirinya juga enggan untuk menjawab terkait aliran dana KONI yang sedianya digunakan untuk pembinaan atlet. Suprapto justru mempertanyakan kebenaran informasi tersebut. 

"La itu malah dapat informasi dari mana itu. Janganlah bicara soal nominal. Wah nggak usah bicara masalah dana, saya gak begitu hapal. Bicara yang lainnya saja, saya malah tidak tahu (dana), itu urusan bagian keuangan," jelasnya saat dihubungi melalui telepon selulernya.

Suprapto sampaikan selama ini dana yang dikucurkan pemkab Karanganyar untuk KONI semuanya digunakan untuk untuk membiayai berbagai keperluan demi peningkatan prestasi cabang olahraga di daerah Karanganyar.

"Karena anggaran itu kan tidak hanya digunakan untuk (biaya) Porprov saja kan macam-macam juga. Banyak cabor yang juga diurusi," pungkasnya.