Sebanyak 39 orang diduga hilang setelah kapal yang mengangkut mereka terbalik di lepas pantai Florida, Amerika Serikat.
- Kebakaran Hutan Turki Ditetapkan Sebagai Bencana Nasional
- FBI Gerebek Rumah Mantan Presiden AS Donal Trump
- Pangeran Charles Positif Covid Untuk Kedua Kalinya
Baca Juga
Penjaga Pantai Miami yang langsung meluncurkan pencarian mengatakan pada Selasa (25/1) bahwa mereka curiga orang-orang tersebut merupakan korban perdagangan manusia, seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL.
"Kami menerima laporan dari seorang Samaria yang menyelamatkan seorang pria yang berpegangan pada kapal terbalik sekitar 45 mil sebelah timur Fort Pierce Inlet," kata Penjaga Pantai dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari AFP, Rabu (26/1).
Korban selamat mengatakan, kapal telah meninggalkan Bimini di Bahama pada Sabtu malam tetapi menghadapi cuaca buruk sehingga akhirnya kapal terbalik. Saat itu, tidak ada satu pun yang mengenakan jaket pelampung menurut kesaksian korban yang berhasil diselamatkan.
"Kru penyelamat Coast Guard secara aktif mencari orang-orang di dalam air. Ini adalah usaha penyelundupan manusia yang dicurigai," lanjut pernyataan tersebut.
Sebuah gambar yang dirilis oleh Coast Guard menunjukkan kapal terbalik di air dengan seorang pria duduk di atas lambung kapal.
Penyelundupan manusia diketahui menggunakan Bahama, pulau yang terletak di dekat pantai Florida, sebagai titik awal untuk membawa orang, yang kebanyakan dari negara Karibia lainnya seperti Haiti untuk diselundupkan ke Amerika Serikat.
Bimini, distrik paling barat Bahama dan titik terdekatnya ke daratan, berjarak sekitar 130 mil (217 kilometer) dari Fort Pierce Inlet.
- Malaysia Longgarkan Pembatasan Covid-19
- Dubes An Kwang Il: Delegasi Korea Utara Dalam Asian Games 2018 Terbesar Dalam Sejarah
- Nadia Kahf Jadi Hakim Berjilbab Pertama di Pengadilan AS