Buntut dari keputusan calon presiden (capres), Anies Baswedan yang dinilai sepihak, yakni dengan memilih Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai cawapresnya, menuai kekecewaan kader Partai Demokrat.
- Safari Politik di Karanganyar Gibran Ingatkan Jangan Terprovokasi Berita Hoaks
- Amankan Pilkada Serentak 2024, Polres Semarang Kerahkan 575 Personil
- Sosialisasi Desk Pilkada PKB, 10 Bacabup Kudus Ikuti Penjaringan Dan Incar Rekomendasi PKB
Baca Juga
Pasalnya, sebelumnya telah diputuskan oleh tim 8 yang terdiri dari petinggi partai Demokrat, Nasdem dan PKS jika pasangan yang akan maju dalam Pilpres 2024 yang akan mendampingi Anies adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang tak lain adalah putra dari mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Bentuk kekecewaan tersebut ditunjukkan dengan melepas baliho bergambar Anies-AHY yang ada di beberapa daerah termasuk di Jawa Tengah.
Ketua DPD Partai Demokrat Jateng, Rinto Subekti mengaku pencopotan baliho bergambar Anies-AHY secara spontan dilakukan lantaran banyak kader dan pengurus partainya yang kecewa dengan sikap bacapres yang diusung NasDem, Demokrat dan PKS tersebut.
"Hal ini menjadi sikap untuk meluapkan emosi para kader partai terutama di Jawa Tengah. Karena sangat mendadak Anies memutuskan menggandeng Cak Imin sebagai cawapresnya," kata Rinto, Jumat (1/9/2023).
Saat dikonfirmasi, Rinto memang tidak menyebutkan secara detail baliho di lokasi mana saja yang dicopot. Ia hanya menegaskan jika beberapa kadernua sengaja menurunkan baliho tersebut, lantaran tidak terima dengan keputusan Anies.
Rinto mengatakan jika seharusnya Anies mematuhi hasil kesepakatan tim 8 yang memang telah diputuskan bersama. Karena berdasarkan keputusan tersebut, tim 8 telah memilih AHY sebagai cawapres pendamping Anies.
Bahkan Anies juga diketahui telah mengirim surat langsung kepada AHY untuk mengajak AHY sebagai cawapres koalisi perubahan.
"Padahal tanggal 25 Agustus kemarin Anies sudah kirim surat ke Mas AHY bahwa isinya jelas memilih AHY sebagai cawapresnya. Tetapi pas tanggal 30 Agustus Anies dan NasDem memutuskan sepihak untuk mengusung Cak Imin jadi cawapres. Dia jelas-jelas melanggar aturan Karena sudah ada kesepakatan bersama tim 8," bebernya.
Dia bahkan menuding jika Anies telah berkhianat karena mengingkari hasil kesepakatan dengan tim 8. Sehingga, ketika ada pencopotan baliho Anies-AHY di sejumlah daerah menjadi hal yang wajar.
"Ya wajar Demokrat merasa dikhianati. Kalau mau milih Cak Imin ya mending lebih baik dari awal saja mengatakan kalau cawapresnya adalah Cak Imin. Tentu tidak akan jadi persoalan. Jadinya, apa yang kami lakukan tadi malam (mencopot baliho) semata untuk meluapkan kekecewaan kami. Apalagi kami sudah tahu persis apa saja hasil piagam perubahan dan isi kesepakatannya. Yaitu Mas AHY yang menjadi pendampingnya Anies," ungkapnya.
Ketua DPC Partai Demokrat Kota Semarang, Wahyoe Winarto mengatakan pihaknya langsung melaksanakan perintah DPP untuk menyopot seluruh baliho yang bergambar Anies di Kota Semarang.
"Ya kami melaksanakan perintah DPP. Semua titik baliho di Semarang saya cabut. Bahkan baliho yang ukiran besar kami lepas serta ratusan baliho ukuran 2 kali 4 meter, 2 kali 3, dan lain sebagainya," ucap Liluk, sapaannya.
- FX Rudy : Ketum PDIP Harus Trah Soekarno
- Nyalon Walikota Lewat PSI, BEP Dapat Perintah Langsung dari Kaesang Pangarep
- Mengaji Bersama Habib Syech, Ahmad Luthfi Dapatkan Dukungan Ribuan Syekhermania