Kesulitan Cari Ribuan Tenaga Kerja di Kudus, PT Djarum Ekspansi ke Luar Daerah

Kenaikan cukai justru mendongkrak produksi rokok sigaret kretek tangan (SKT) secara siginifikan di sejumlah pabrik rokok di Kabupaten Kudus.
Kenaikan cukai justru mendongkrak produksi rokok sigaret kretek tangan (SKT) secara siginifikan di sejumlah pabrik rokok di Kabupaten Kudus.

Kenaikan tarif cukai rokok tiap tahunnya, tentu berdampak menurunnya produksi rokok sigaret kretek mesin (SKM) di semua pabrik rokok. Meski demikian, kenaikan cukai itu justru mendongkrak produksi rokok sigaret kretek tangan (SKT) secara siginifikan di Kabupaten Kudus.


Karena itu, PT Djarum Kudus membutuhkan ribuan buruh giling atau mbathil. Namun di Kabupaten Kudus sebagai pusatnya PT Djarum berproduksi, kini sudah kesulitan mencari buruh tenaga giling, sehingga perusahaan milik konglomerat Hartono bersaudara itu pun ekspansi ke luar daerah.

Deputy General Manager Public Affairs PT Djarum, Slamet Rahardjo mengakui, pihaknya sudah kesulitan mencari tenaga kerja. Karena itu, sejak tahun ini PT Djarum mulai melebarkan lokasi produksinya.

“Kami coba melebarkan lokasi pekerjaan kami atau lokasi produksi di daerah Solo Raya pada tahun ini. Hal itu dilakukan sebagai solusi susahnya mencari tenaga kerja di Kudus,” ujar Slamet di Brak Djarum Pengkol Kudus, belum lama ini.

Deputy General Manager Public Affairs PT Djarum, Slamet Rahardjo

Menurut Slamet, gudang produksi yang dibangun di Solo Raya di antaranya di Sragen, Sukoharjo, dan Karanganyar. Selain itu, PT Djarum juga ekspansi ke Temanggung dengan membuka gudang produksi di sana.

“PT Djarum hingga saat ini masih membutuhkan banyak tenaga kerja. Baik yang di Kudus dan di lain daerah,” terangnya.

Sebelum di Solo Raya, kata Slamet, PT Djarum terlebih dulu berekspansi ke kabupaten tetangga, di antaranya, Jepara, Demak, dan Pati. Kemudian gudang produksi di Desa Ngemplak, Kecamatan Margoyoso, Pati telah beroperasi akhir tahun 2023.

Slamet menambahkan, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh PT Djarum tak sedikit. Menurutnya, satu gudang produksi yang kecil minimal butuh seribu tenaga kerja.

“Tentunya kebutuhan tenaga kerja ribuan, ya. Di gudang produksi yang kecil itu butuhnya minimal seribu orang tenaga kerja dan yang besar butuhnya 4.500 orang,” pungkasnya.