Sejumlah pihak menyesalkan pernyataan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), yang berimbas pada keputusan penghentian audisi atlit oleh PB Djarum.
- Hari Ini, Atlet Angkat Besi Jateng Raih Medali Perak dan Perunggu di PON XXI
- Kolam Renang Intanpari Karanganyar Jadi Lokasi Pelaksanaan Pekan Paralimpiade Nasional
- Ganjar Lepas Kontingen Jateng ke Fornas VII di Jabar
Baca Juga
Termasuk PBSI Sukoharjo yang mengaku resah atas konflik antara KPAI dengan PB Djarum Fondation ini, karena PB Djarum juga memberikan sumbangsihnya kepada atlit yang ada di Sukoharjo.
"Saya sebagai ketua PBSI juga masa merasa resah, jika itu dikatakan eksploitasi. Ada enam atlit usia dibawah 15 tahun asal Sukoharjo yang mengikuti audisi PB Djarum ini. Lalu bagaimana kelanjutannya, mereka sudah punya mimpi besar menjadi atlit," kata Agus Sumantri, Ketua PBSI Sukoharjo, Senin (9/9).
Dia memohon kepada KPAI untuk mengevaluasi kembali kebijakannya. Karena imbasnya akan panjang. Utamanya untuk pembinaan dan prestasi atlit bulutangkis Indonesia.
"Pembinaan atlit itu ya harus dilakukan sejak dini, sejak anak anak. Dan menurut saya pembinaan jauh dari kata ekspoitasi anak," imbuhnya.
Menurutny, jika pembinaan harus dimulai dari usia dia atas 20 tahun, maka akan sangat sulit menciptakab atlit yang berprestasi.
"Tidak mungkin atlit tahu-tahu berprestasi, harus ada pembinaan yang dimulai dari dini dulu. Saya minta KPAI meninjau ulang pernyataan tersebut," katanya.
Di Sukoharjo audisi Djarum sudah berlangsung dan memasuki hari terakhir. Digelar 7-9 September 2019 di GOR Desa Jetis Baki Sukoharjo.
Mempertandingkan 8 kelompok, terdiri 90 peserta tunggal dan 17 peserta ganda. Dari 5 club yakni PB Tangkis, Pusaka Putih, SPBU, SMASH dan Putra Utama.
- Indonesia Juara Grup K, Lolos Piala Asia U-23 2024
- Dipermak Sedemikian Rupa, Stadion Wergu Wetan Kudus Siap Jadi Tuan Rumah Liga 2 Nasional
- Liga Tarkam di Karanganyar Turut Berhenti