Kiat Khusus FKUB Salatiga Pertahankan Kota Tertoleran

Mempertahankan predikat Kota Tertoleran, bukan hal mudah. FKUB Salatiga memiliki kiat khusus sehingga Kota Salatiga akhirnya meraih Peringkat 1 Kota Tertoleran di Indonesia versi SETARA Institute.


Mempertahankan predikat Kota Tertoleran, bukan hal mudah. FKUB Salatiga memiliki kiat khusus sehingga Kota Salatiga akhirnya meraih Peringkat 1 Kota Tertoleran di Indonesia versi SETARA Institute.

Hal ini disampaikan Noor Rofiq Ketua FKUB Salatiga seperti disampaikan Humas Protokol Setda Kota Salatiga dalam rilisnya, Kamis (11/3).

Noor Rofiq menyebutkan, kiat mempertahankan Kota Tertoleran saat zoom dengan SETARA Institute dengan gamblang menyebut visi Kota Salatiga ada tiga kata yakni 'waras', 'wareg', dan 'wasis'.

"Tahun 2019, berkat sosialisasi kita kepada pelajar SMA, kita dapat penghargaan kota tertoleran pelajar se-Indonesia oleh Direktorat Jenderal Pendidikan. Kita juga sosialisasi kepada PKK RT RW terkait toleransi,†ungkap Noor Rofiq.

Walikota Yuliyanto mengatakan, proses dalam memilih Kota Salatiga Sebagai Kota Tertoleran se-Indonesia ini tidak pendek.

"Masyarakatnya juga sangat berpengaruh dalam hal ini. Kemudian yang juga berpengaruh adalah peran pemerintah terkait kebijakan, regulasi, statemen pemerintah juga diukur oleh Setara Institute, termasuk tindakan dalam mengelola gejolak di masyarakat," ungkap Yuliyanto.

Kota Salatiga sudah empat kali meraih predikat kota tertoleran. Pada tahun 2015 peringkat 2, 2017 peringkat 3, 2018 peringkat 2, dan 2020 peringkat 1. Tahun ini kembali peringkat 1.

Dia memaparkan indikator yang mempengaruhi Kota Salatiga meraih predikat tersebut, yakni RPJMD 2017-2022, kebijakan pemerintah yang tidak diskriminatif, dinamika masyarakat sipil, tindakan pemerintah, tindakan nyata pemerintah, serta demografi keagamaan.

"Jadi predikat kota toleran tidak bisa diraih tiba-tiba misal dalam waktu satu tahun saja, Itu menyatu dalam RPJMD yang kami susun," imbuhnya. [sth]