Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo menyampaikan pertumbuhan kinerja BPR/BPRS di Solo Raya sampai dengan akhir Triwulan I 2022, mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 10,37% secara year on year menjadi Rp10,28 triliun.
- APBD Salatiga Tahun 2024 Bersumber Dari DBHCHT, Pj Wali Kota: Sesuai Regulasi
- Mulai 3 Desember, Sebagian Jateng Tak Bisa Tonton TV Analog. KPID Jateng: Pemerintah Harus Pastikan Distribusi STB Aman
- SATGAS RAFI 2023 Berakhir, Ini Kenaikan Konsumsi BBM, Avtur dan LPG di Jateng-DIY
Baca Juga
Diikuti pertumbuhan dana pihak ketiga tumbuh sebesar 11,97% yoy menjadi Rp7,88 triliun dan penyaluran kredit tumbuh sebesar 9,08% yoy menjadi Rp7,56 triliun.
"Hal ini menunjukkan bahwa industri BPR/BPRS memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi khususnya perbankan di Solo Raya." Kata Eko Yunianto, kepala OJK Solo, saat acara silaturahmi BPR/BPRS Soloraya, di Solo, Rabu (25/5/2022).
Eko juga menyampaikan rasio non performing loan (NPL) yang meningkat secara yoy yaitu dari 5,26% pada bulan Maret 2021 menjadi 5,75% pada
bulan Maret 2022. Hal tersebut perlu meningkatkan upaya-upaya pencegahan maupun penyelesaian kredit bermasalah.
"Tidak lupa pula kami ingatkan bahwa dalam menjalankan kegiatan usahanya, BPR/BPRS agar selalu berpedoman pada ketentuan yang berlaku dan senantiasa menerapkan tata kelola BPR/BPRS yang sehat serta memastikan zero fraud.
Hal tersebut adalah yang paling utama mengingat usaha perbankan merupakan bisnis kepercayaan sehingga risiko
reputasi harus dimitigasi dengan baik." Imbuh Eko.
Catatan positif atas pertumbuhan kinerja ini dapat memberikan peluang bagi BPR/BPRS di Solo Raya untuk terus tumbuh sehat dan berkontribusi, meningkatkan volume bisnis sekaligus menjawab tantangan dampak perkembangan teknologi serta mengimplementasikan sustainable finance.
OJK terus berupaya untuk melakukan penguatan BPR/BPRS di seluruh daerah yang diharapkan bisa menjadi ujung
tombak dalam pembiayaan UMKM.
Kegiatan dihadiri Kepala BI Solo, Nugroho Joko Prastowo, seluruh pemegang saham dan komisaris BPR/BPRS Solo Raya, yang bergabung dalam PESAKOM (Paguyuban Pemegang Saham dan Komisaris).
Ketua Pesakom Wymboh Widjaksono, melalui Sih Yuanti, Sektretaris Pesakom Soloraya mengatakan tema penguatan industri BPR/BPRS Go Publik bertujuan mempersiapkan menuju pasar global.
"Sesuai UU Perbankan bahwa Bank selalu bertumbuh dalam penambahan modal. Apalagi dengan adanya teknologi digital market ada peluang penambahan modal, tapi kendala pemilik modal harus WNI, sementara saingan kami fintech. Hal ini yang harus kita pecahkan bersama," ungkap Yuanti dari BPR Arta Sari Sentosa.
Untuk itu, pengurus PESAKOM harus berkolaborasi untuk memperkuat industri BPR, salah satu caranya dengan IPO, melalui berkolaborasi beberapa BPR.
"Saat ini baru diinisiasi upaya kolaborasi menuju IPO. Ini akan kami inisiasi dari Solo," pungkasnya.
- Kekayaan Pangan Indonesia Punya Banyak Peran
- Dikeluhkan Nelayan: Puluhan Bangkai Kapal Penuhi Muara Sungai Karanggeneng Rembang
- Manulife Saving Protector Berikan Rasa Aman Masuki Masa Pensiun