Komunikasi Berulang Terkait Bahaya HIV/ AIDS Dinilai Dapat Tumbuhkan Kepedulian

Pj Wali Kota Salatiga Sinoeng N Rachmadi saat giro bersama peserta Sarasehan Cegah ancaman HIV/AIDS  Untuk Mewujudkan Penerus Generasi Bangsa yang Sehat, di Ruang Kaloka gedung Setda, Kamis (25/5). RMOL Jateng
Pj Wali Kota Salatiga Sinoeng N Rachmadi saat giro bersama peserta Sarasehan Cegah ancaman HIV/AIDS Untuk Mewujudkan Penerus Generasi Bangsa yang Sehat, di Ruang Kaloka gedung Setda, Kamis (25/5). RMOL Jateng

Pengulangan bahaya narkoba sangat penting dinilai dapat menumbuhkan kepedulian.


"Kalau bosan, berarti metodologinya yang harus disesuaikan. Komunikasi itu harus berulang apalagi hal yang baik," kata Penjabat Wali Kota Salatiga Sinoeng N Rachmadi saat menghadiri Sarasehan Cegah ancaman HIV/AIDS Untuk Mewujudkan Penerus Generasi Bangsa yang Sehat, di Ruang Kaloka gedung Setda, Kamis (25/5). 

Kegiatan Kesejahteraan Rakyat itu diikuti para guru TPQ di Salatiga. Pj Wali Kota menerangkan, penyelenggaraan HIV/AIDS paling banyak ditularkan dengan pemakaian jarum suntik narkoba. Penularan juga banyak ditularkan oleh laki-laki. Bahkan, di suatu daerah ada empat dari lima pengidap HIV/AIDS ibu-ibu ternyata tertular oleh pasangan.

"Lha, orang menyalahgunakan narkoba saja sudah kesalahan apalagi join dalam pemakaian jarum suntik itu kesalahan kuadrat. Menghadapi itu semua, penyampaian informasi terkait pencegahan HIV/AIDS ini harus terus digencarkan. Kemarin saya sarankan agar peserta dipersempit seperti sekarang ini guru TPQ. Ini adalah untuk tujuan sosialisasi tercapai dengan baik," ungkap Sinoeng.

Menurut dia, hoaks terus berulang saja mendapatkan pembenaran. Demikian juga dengan kebaikannya untuk menjadi kebiasaan juga harus terus diulang. 

Ia sepakat, jika edukasi sosialisasi ini didominasi ustadzah karena sentuhan penyampaian yang dilakukan perempuan akan lebih variatif. 

Untuk itu, sosialisasi dengan mengandalkan perempuan akan berdampak lebih baik. Pesan saya jangan pernah bosan untuk terus mengingatkan. 

Sub Koordinator Kesejahteraan Rakyat Kristina menyampaikan, maksud kegiatan adalah memberikan informasi seputar HIV/AIDS dan penanggulangan. 

Selain itu kegiatan juga sebagai sarana forum silaturahmi antara guru TPQ dan pemerintah kota, untuk memberikan sosialisasi bahaya, serta strategi mengatasi HIV/AIDS. 

Sementara, dr. Riani Isyana Pramasanthi, M.Kes. menyampaikan tujuan dari komunikasi informasi dan edukasi dalam penanganan HIV/AIDS adalah melaksanakan pendidikan sekaligus memberikan informasi tepat dan benar tentang HIV/AIDS kepada masyarakat luas. 

"Agar dapat mengembangkan sikap dan perilaku positif untuk melindungi dirinya dan orang lain dari penularan HIV," tandas dr. Riani. 

Selanjutnya untuk mengembangkan jiwa dan semangat saling membantu dan non diskriminasi terhadap para pengidap HIV/AIDS serta lingkungan terdekat. 

Tujuan selanjutnya adalah memberikan penjelasan luas tentang kebijakan dan strategi nasional penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia serta pelaksanaannya sesuai situasi dan kondisi setempat.