Tanaman okra yang berasal dari Afrika Barat nyatanya bisa dikembangkan di Kota Semarang. Pasalnya, tanaman okra memang cocok tumbuh di Indonesia yang beriklim tropis.
- Resmi Dilantik, IPNU IPPNU Batang Berkomitmen Cegah Kenakalan Remaja
- Puluhan Anggota Polres Semarang Terima Vaksin Influensa
- Kapolres Wonogiri Cek Pengamanan Gereja
Baca Juga
Tanaman okra yang berasal dari Afrika Barat nyatanya bisa dikembangkan di Kota Semarang. Pasalnya, tanaman okra memang cocok tumbuh di Indonesia yang beriklim tropis.
Meski di Kota Semarang belum banyak dibudidayakan, namun kelompok wanita tani (KWT) di Kelurahan Barusari membuktikan jika okra bisa tumbuh dengan baik bahkan bisa dibuat menjadi berbagai macam produk.
Wakil Walikota Semarang, Hevearita G. Rahayu bersama KWT Kelurahan Barusari berkesempatan untuk memanen okra yang yang sudah tua untuk dijadikan olahan produk kopi okra.
Mbak Ita, sapaan akrabnya, menilai jika okra merupakan satu potensi yang bisa dilembangkan dengan baik bahkan bisa menembus pasar ekspor.
Dirinya melihat potensi okra tidak hanya digunakan sebagai obat alami menurunkan kolesterol, penurun gula darah hingga mencegah konstipasi, biji okra kering bisa dijadikan kopi. Bahkan sayur yang memiliki banyak lendir ini juga bisa di olah menjadi puding.
"Budidaya okra ini cukup menjanjikan untuk bisa ke pasar Ekspor karena di Jember saja sudah bisa ekspor ke Jepang untuk dijadikan makanan disana, jadi budidaya okra ini bisa terus didorong karena memang punya pangsa pasar ekspor," kata Mbak Ita usai ikut memanen okra, Minggu (13/6) sore.
Mbak Ita juga meminta kepada Kepala Dinas Pertanian, Hernowo Budi Luhur untuk ikut mendampingi KWT yang ada di Semarang untuk bisa mengembangkan budidaya okra hingga mengembangkan produk-produk olahan dari okra.
Mbak Ita berharap, budidaya okra bisa berkelanjutan. Karena, lanjutnya, jika memang akan menuju pasar ekspor maka harus dikembangkan secara baik mulai dari hulu hingga hilir.
"Saya minta Dinas Pertanian bisa membantu kemudahan dalam perijinan produk minuman cair dan sachet sudah bagus tapi belum ada izin nya, nah ini akan susah untuk pemasaran secara global jika belum ada izin nya," terangnya.
Biji okra yang bisa dijadikan minuman kopi, memiliki keunggulan, yakni sama sekali tidak mengandung kafein. Bagi masyarakat yang memiliki penyakit maag dan asam lambung masih bisa mengkonsumsi kopi okra dengan cita rasa yang sama dengan biji kopi asli.
Dari peluang inilah, Pemkot Semarang akan berusaha membantu masyarakat untuk mempermudah proses perijinan produk makanan dan minuman. Karena jika suatu produk sudah memiliki ijin resmi maka akan lebih mudah dalam penjualan baik lokal maupun ekspor.
"Lalu pembuatan produknya harus ada perijinan seperti PIRT, BPOM apalagi untuk ekspor produk makanan minuman itu harus sudah ada ijin BPOM dan halal jadi Dispertan membantunya sebagai pengampu dan nantinya bisa menambah kesejahteraan masyarakat kota semarang," tuturnya.
Untuk menumbuhkan semangat budidaya okra, Kelurahan Barusari juga memberikan bantuan berupa tanaman okra kepada masing-masing rumah.
"Asal ada kerjasama baik dari pihak kecamatan, kelurahan, Tim penggerak PKK hingga masyarakatnya itu sendiri," pungkasnya. [sth]
- Ratusan Hektar Areal Pesawahan Desa Loireng Demak Beralihfungsi Tambak
- Pupuk Jiwa Nasionalisme, Polres Demak Gelar Lomba untuk Tahanan
- Kekeringan Meluas di Blora, Polisi Jalin Sinergitas Lintas Sektoral Bantu Warga