Ratusan pedagang pasar pagi Kaliwungu menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Bupati Kendal, Kamis (12/4) siang.
- Gus Ali Gondrong: Ganjar-Mahfud Terbukti Bersih dan Berintegritas
- DPR Didorong Segera Tuntaskan RUU Pekerjaan Sosial
- Antisipasi Serangan Fajar di Pilwalkot Solo, PDIP Terjunkan Satgas Anti Suap
Baca Juga
Pedagang menilai, Bupati Kendal dan jajarannya lamban membangun pasar pagi Kaliwungu yang terbakar sembilan bulan silam.
Pedagang kecewa, lantaran Bupati Kendal sama sekali belum pernah menengok pasar pagi Kaliwungu, malah yang ada justru menaikan retribusi kepada pedagang yang berjualan di lapak darurat.
Aksi demo pedagang pasar pagi Kaliwungu Kendal ini merupakan puncak kekecewaan pedagang kepada pemerintah kabupaten Kendal yang tidak memperhatikan nasib 975 pedagang pasar pagi yang kehilangan kios dan los akibat kebakaran bulan Agustus 2017 silam.
Bahkan, pedagang menilai bupati kendal, Mirna Annisa, tidak peduli dengan nasib pedagang karena permintaan untuk audensi tidak pernah ditanggapi.
Dengan membawa spanduk dan poster yang berisi tuntutan, pedagang rela menutup kios dagangannya hanya untuk menyampaikan keluhannya terkait pembangunan pasar pagi Kaliwungu yang tak kunjung dilakukan.
Dalam orasinya, pedagang ingin ada kejelasan dari pemerintah mengenai rencana pasar pagi akan dibangun kembali.
Tidak hanya itu, pedagang juga meminta bekas puing-puing kebakaran dibersihkan agar pedagang bisa menggelar dagangannya kembali di lokasi yang terbakar.
Pedagang semakin kecewa dengan pemerintah karena retribusi kepada pedagang justru dinaikan.
Sementara untuk membuat lapak darurat, pedagang dengan swadaya membangun sendiri.
Menurut salah satu pedagang, Mahmulatin, mengatakan, merasa sangat kecewa dengan pemerintah kabupaten Kendal yang kurang tanggap dengan aspirasi pedagang.
Kami sangat kecewa dengan Bu Mirna karena kurang tanggap dengan aspirasi kami. Kami hanya ingin pembangunan pasar pagi Kaliwungu dilakukan secepatnya. Masa harus dengan cara demo seperti ini kami harus menemui bu Mirna, kami merasa didzolimi dan seakan tidak ada perhatian dari pemerintah buat kami," katanya.
Ketua paguyuban pedagang pasar pagi, H Mahsun, mengaku kecewa dengan bupati Kendal yang tidak respon dengan keluhan pedagang.
Bupati juga seakan acuh dengan nasib pedagang karena tidak pernah menengok pasar pagi Kaliwungu paska terbakar 19 agustus 2017 silam.
Pedagang hanya meminta adanya kejelasan kapan pasar pagi akan dibangun kembali dan segera dibersihkan sisa kebakaran agar bisa untuk berjualan pedagang.
"Sangat kecewa, jujur saja sangat kecewa karena tidak ngopeni orang-orang kecil. Ya kalau kebijakannya tidak pro dengan orang kecil kan ya kasihanlah. Sampai sekarang tidak ada kejelasan sama sekali kapan akan dibangun kembali. Saya mendapat informasi forensiknya sudah tapi penghapusan asetnya itu kan dilampirkan ke proposal dan sudah dikirim ke Bupati bulan November," akunya.
Dalam pernyataan sikap, pedagang pasar pagi Kaliwungu meminta ada kejelasan untuk membangun kembali pasar pagi kaliwungu karena kondisi sekarang tidak memungkinkan untuk menampung sembilan ratus tujuh puluh lima pedagang.
Tidak hanya itu, mereka menuntut pembayaran retribusi dikembalikan seperti semula mengingat pendapatan pedagang menurun.
Restirbusi sendiri dinaikan dari sebelumnya Rp 160 ribu per bulan, kini naik menjadi Rp 192 ribu perbulan.
- Ajak Warga Tak Golput di Pilkada, KPU Kudus Perkenalkan Maskot Si Piku
- Ingat Masa Kecil, Rizal Bawazier Adakan Khitanan Massal Untuk 50 Anak Pekalongan
- Meski Ada Intruksi PDIP Tunda Perjalanan, Bupati Grobogan Tetap Berangkat Retret di Magelang