Membuka usaha di tengah masa pandemi memang bisa dibilang butuh keberanian tinggi. Pasalnya, tidak sedikit pelaku usaha yang justru gulung tikar saat pandemi Covid-19 melanda. Namun nyatanya pandemi justru dijadikan Ignatius Karmelino Luberzsky Purnomo membuka jalan usaha baginya.
- Cerita Batikku Cara Danar Hadi Mengispirasi dan Edukasi Batik
- Para Pejuang Energi, Berlayar Melampaui Batas, Hingga Ujung Negeri
- Wanita Nelayan Jatimalang Dikenalkan Platform Digital Jual Produk
Baca Juga
Ino, sapaan akrabnya, memberanikan diri mengambil peluang bisnis dari adanya wabah virus Covid-19 dengan membuat lilin aromaterapi dengan berbagai aroma khas essential oil.
Lulusan Psikologi dan Komunikasi sebuah universitas di Singapura ini, membuat sendiri lilin aromaterapi untuk dipasarkan di Indonesia.
Menurut Ino, lilin aromaterapi ini banyak digunakan sebagai self reward dan bisa menenangkan pikiran di masa pandemi. Pasalnya, memang masa pandemi membuat masyarakat stres dan ketakutan akan wabah yang sudah dua tahun melanda Indonesia.
Ino mengaku hobi mengoleksi lilin aromaterapi, dan pada saat pandemi melanda dan harus lockdown, Ino memutar otak agar dirinya tidak hanya berdiam diri saja dirumah tanpa aktivitas. Berbekal referensi dari berbagai sumber di dunia maya, Ino mencoba satu per satu resep membuat lilin aromaterapi.
"Awalnya iseng, karena dulu nggak boleh kemana-mana. Untuk mengisi kesibukan dan cari tahu di internet tentang cara membuat lilin aroma terapi. Kebetulan saya memang koleksi dan suka sama lilin," kata Ino kepada RMOLJateng, Senin (31/1).
Pria kelahiran 22 tahun silam ini menggunakan ekstrak kedelai sebagai bahan utama pembuatan lilin. Saat membuat lilin, Ino mengaku tidak lantas jadi dengan sempurna. Beberapa kali dirinya gagal saat mencoba membuat lilin.
"Saya tanya-tanya juga sama temen yang ahli kimia, gimana cara membuat aromaterapinya. Akhirnya setelah trial dan error selama beberapa kali, saya berhasil membuat lilin aromaterapi sendiri," ungkapnya.
Setelah berhasil membuat lilin aromaterapi yang sesuai dengan keinginannya, Ino kemudian mencoba memasarkannya dengan nama Zen Aromaterapi.
Zen sendiri dari bahasa Jepang yang artinya ketenangan. Meski merupakan merk lokal, namun esensial oli yang digunakan didalam lilinnya didatangkan langsung dari Perancis dan Italia.
Ino mengaku, kendala awal dalam berbisnis lilin aromaterapi bukan pada cara pemasarannya, namun lebih pada proses pembuatan lilinnya. Dia mengatakan untuk membuat lilin sesuai dengan keinginannya yang bertekstur solid namun oily memang tidak mudah.
"Kalau susahnya dulu bikin lilin ya, gimana harus punya tekstur solid, berminyak serta bertahan lama saat dibakar. Kalau sabun, ya harus disesuaikan ke PH kulit. Dulu saya dulu yang coba pakai dan terbukti aman kemudian mulai saya jual," ungkapnya.
Ino melihat ada peluang bisnis dari berjualan lilin aromaterapi, karena di Indonesia khususnya di Kota Semarang, belum banyak ditemukan brand lokal yang menjual lilin aromaterapi.
Penjualan Zen Aromaterapi dilakukan secara online offline. Pemasaran secara online, Zen Aromaterapi bisa ditemukan melalui akun Instagram @zenaroma.id, sedangkan pemasaran secara offline bisa ditemukan di Awann Sewu Hotel Semarang dan Living World, Plaza Indonesia Jakarta.
"Target pasarnya cenderung ke wanita ya, untuk omset sih sekarang sudah lumayan bisa mencapai Rp 50 juta perbulan. Saya juga jual sistem paket atau hampers di event tertentu, misal Imlek, Valentine, dan lainnya," bebernya.
Tak hanya membuat lilin aromaterapi saja, Ino mengembangkan inovasi bisnisnya dengan membuat linen spray, diffuser dan sabun cair yang masih menggunakan essential oil sebagai ciri khas dari Zen Aromaterapi. Semua produk yang dibuatnya bahkan memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing.
Misalnya deep sleep terdiri Lavender dan Mint untuk membantu tidur nyenyak. Stres relief dari Green Tea dan Citrus untuk Green Tea yang memiliki fungsi menjaga mood dalam bekerja dan tetap fokus namun bisa rileks, kemudian Peace Mind yang dibuat dari Cotton dan Musk memiliki aroma yang membuat nyaman.
"Jenis ketiga adalah Kadean atau yang berarti taman bunga, jadi semua aroma yang dihasilkan kental dengan aroma flora. Ada juga Shizen yang memiliki tipe aroma alam jadi ada rempah dan alam," pungkasnya.
- Dukung Pemulihan Ekonomi, Jasa Raharja dan BUMN Serahkan Bantuan Gerobak PKL
- Stok Pangan Jelang Ramadhan di Jateng Dipastikan Aman
- Pemkab Kendal Jalin Kerjasama Dengan Singapura