Program sambungan listrik gratis bersubsidi untuk masyarakat miskin terkendala ketidaksinkronan database antara Kementrian Sosial (Kemensos) dan Perusahaan Listrik Negara (PLN).
- Rumah Reyot Warga Pondok Grogol, Mendadak Ambruk, Pemdes Langsung Turunkan Bantuan RTLH
- Gibran Cek Gereja Jelang Natal, Pastikan Prokes Diterapkan Antisipasi Penyebaran Covid-19
- Pastikan Keamanan dan Kelancaran Nataru, Dishub Grobogan Terjunkan 52 Personil
Baca Juga
Kepala Seksi Energi pada Cabang Dinas ESDM Wilayah Serayu Utara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Tunggul Purwono Adi menyebut, ada ketidaksinkronan data antara data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) Kementrian Sosial (Kemensos) dengan data rumah tangga yang berhak mendapatkan subsidi listrik dari PLN.
"Untuk menjembatani itu kami meluncurkan Aplikasi Sistem Informasi Rumah Tangga Belum Berlistrik (SIRULI)," ucapnya pada RMOL Jateng, Jumat (22/9).
Fungsi aplikasi untuk pengelolaan database Rumah Tangga Tidak Mampu belum berlistrik. Lalu validasi data calon penerima bantuan usulan bantuan sambungan listrik gratis bersubsidi berbasis teknologi digital.
Tunggul berujar sudah mulai melakukan sosialisasi dan pelatihan aplikasi pada 20 September 2023 lalu. Pihaknya menunjuk dua kecamatan di Kabupaten Pekalongan sebagai pilot project yaitu Kecamatan Kesesi dan Kecamatan Siwalan.
Ia menyebut jumlah warga yang belum punya sambungan listrik di wilayah kerjanya cukup banyak. Data yang dimilikinya menunjukkan 6.628 rumah tangga belum berlistrik/ menyalur.
"Aplikasi ini dapat diakses melalui alamat website https://siruli-serayuutara.properku.my.id. Website ini juga dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat dan khusus untuk user-password pengaplikasian dapat di akses mulai dari tingkat desa/kelurahan hingga kabupaten hingga PT. PLN sebagai penyedia listriknya," jelasnya.
Harapannya, aplikasi SIRULI bisa mendukung visi dan misi gubernur Jateng dalam hal penanganan rumah tangga miskin yang belum berlistrik.
Adapun sejak 2019 sampai dengan tahun 2022 sebanyak 65.863 rumah tangga kurang mampu di Provinsi Jawa Tengah telah mendapatkan bantuan sambungan listrik gratis bersubsidi. Sumber pendanaan mulai dari APBN, APBD Provinsi, maupun melalui CSR.
Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah Boedyo Dharmawan yakin aplikasi Siruli bisa membantu secara cepat verifikasi tentang data BNBA calon penerima bantuan sambungan listrik.
"Sehingga pelaksanaan kegiatan bantuan sambungan listrik gratis bersubsidi dalam program Penanganan Kemiskinan Ekstrim bisa optimal," ucapnya.
Ia menyebut berdasarkan RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023, pada tahun 2018 masih terdapat 1,85 persen rumah tangga (RT) belum tersalur listrik.
Sebagian besar berasal dari rumah tangga miskin serta terdapat di wilayah pedesaan terpencil.
Anggota DPRD Jateng Komisi D Agung Satria berharap Siruli menjadi terobosan teknologi yang ada kemanfaatannya.
"Saya rasa aplikasi ini dapat dikembangkan untuk wilayah Cabang Dinas ESDM lainnya di Provinsi Jawa Tengah," jelasnya.
Aplikasi Siruli merupakan Aksi Perubahan Tunggul Purwono Adi sebagaisyarat kelulusan pada Diklat Pelatihan Kepemimpinan Pengawas yang sedang dijalani.
Dalam sosialiasi itu pihaknya menghadi kan PT. PLN UP3 Pekalongan, Manager PLN ULP Wiradesa, Manager PLN ULP Kedungwuni, Pemerintah Kecamatan Kesesi dan Siwalan serta seluruh pemerintah desa di wilayah Kecamatan Kesesi dan Siwalan.
Dasar hukum pemenuhan listrik untuk masyarakat tidak mampu tertuang dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
Isinya untuk penyediaan tenaga listrik, pemerintah pusat serta pemerintah provinsi menyediakan dana untuk kelompok masyarakat tidak mampu, pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik belum berkembang, daerah terpencil dan pedesaan.
- Tuti Roosdiono Sebar 11 Ribu Dosis Vaksin Tiga Daerah di Jawa Tengah
- Jelang Tutup Tahun, Warga Magelang Serbu Disdukcapil Rekam KTP dan IKD
- Salurkan Bantuan Air Bersih di Pengadegan, Kapolres Purbalingga: Semoga Membantu