Mahasiswa Asal Jepang Ajari Siswa SD Melipat Origami Hingga Menari

Peserta Program Intensif Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia (PIBBI) asal KEIO University Jepang saat mengajarkan siswa SD di Salatiga cara melipat origami, Senin (4/9).
Peserta Program Intensif Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia (PIBBI) asal KEIO University Jepang saat mengajarkan siswa SD di Salatiga cara melipat origami, Senin (4/9).

Peserta Program Intensif Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia (PIBBI) asal KEIO University Jepang dengan antusias mengajarkan siswa SD di Salatiga cara melipat origami.


Peserta Program Intensif Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia (PIBBI) asal KEIO University Jepang dengan antusias mengajarkan siswa SD di Salatiga cara melipat origami.

Hal ini terlihat saat peserta PIBBI KEIO diajak merasakan pengalaman berinteraksi dengan siswa-siswi kelas III dan kelas VI Sekolah Dasar (SD) Marsudirini 77, melalui kegiatan Culture Sharing, Senin (04/08).

Koko Kuga, salah satu mahasiswa asal Jepang yang mengikuti program PIBBI Keio kali yang kedua mengaku kegiatan culture sharing ini merupakan kegiatan favoritnya. “Sangat senang, saya sangat suka dengan anak-anak,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, pesona Kota Salatiga ternyata mampu membuat ia dan 15 orang rekannya di PIBBI KEIO di bawah naungan Language Training Center (LTC) UKSW dan telah berjalan sejak tahun 2010 itu, merasa seperti rumah sendiri.

Program kegiatan PIBBI KEIO telah dimulai sejak hari Senin pekan lalu dan diikuti sebanyak 15 mahasiswa akan berjalan 10 hari kedepan.

Mahasiswa penyuka pisang goreng ini juga mengaku bahwa ia senang berkunjung ke Salatiga.

"Salatiga adalah kota yang sangat indah dengan makanan yang enak dan orang-orang yang ramah. Ini membuat saya ingin terus datang ke Salatiga," imbuhnya.

Sementara itu, Koumi Kakita dan Yuta Yoshino tampil berbeda dengan memakai Yukata yang dipakainya. Berbekal origami, para mahasiswa ini antusias mengajarkan melipat origami kepada siswa-siswi. Selain itu, mereka juga mengajarkan bahasa Jepang, nyanyian dan juga tarian.

Ditempat yang sama, 2 siswa kelas VI SD Marsudirini 77, Maria Christabel Disha Freda Amora dan Gabriel Alendra Amadeus mengatakan bahwa kegiatan culture sharing sangat seru dan menyenangkan.

"Senang bisa diajari sama kakak dari Jepang, orangnya baik dan ramah. Bahasa Jepang mudah," ujar Alendra yang fasih memperkenalkan dirinya dalam bahasa Jepang ini.

Ditemui usai kegiatan, Kepala Sub Bagian LTC R.P.N. Dian Widi Sasanti, S.Pd., menuturkan bahwa kegiatan PIBBI KEIO menekankan interaksi sosial dan pertukaran budaya dengan civitas academica UKSW maupun masyarakat di Salatiga.

Visiting Associate Professor Keio University Petrus Ari Santoso, MA., mengatakan bahwa antusias mahasiswa Jepang untuk belajar bahasa Indonesia sangat besar. Di Keio University, dalam semester baru yang dibuka April lalu terdapat sebanyak 160 mahasiswa mengambil mata kuliah bahasa Indonesia.