Mahasiswa UMS Aksi Tolak Politisasi Kampus

Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar aksi demo tolak politisasi kampus, Kamis (11/4).


Peserta aksi dengan jaket almamater UMS bergerak pukul 10.30 WIB menuju depan gedung induk Siti Walidah UMS, Pabelan, Sukoharjo.

"Kami tidak permasalahkan dukungan politik untuk nomor 01 atau 02, tapi kampus Muhammadiyaj mengabaikan aturan kampus adalah ranah paling suci tidak ada politik, tapi diwarnai dengan seruan politik," kata Kongo, salah satu mahasiswa peserta aksi.

Dalam orasinya Kongo malah mengajak peserta aksinya untuk golput alias tidak menggunakan hak pilihnya. Ia juga kembali menyinggung sejumlah kasus buruk dari masing masing capres, termasuk menyinggung keterlibatan Prabowo dalam kasus 98.

Sejumlah spanduk bertulisan 'tolak politisasi kampus dan pendukung partai borjuis', 'usir politisi kampus', 'awas hantu politik kampus', juga menenteng gambar foto Rektor UMS, sejumlah pejabat UMS dan Muhammadiyah.

"Aksi digelar berawal dari keresahan mahasiswa ada beberapa dosen dan UMS yang melakukan politik didalam kampus, ada dosen yang menggiring opini mahasiswa menyampaikan kebaikan capres nomor 02 dan menyampaikan keburukan 01," kata Hanif.

Wakil Rektor 3 UMS Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Taufik Kasturi menanggapi, santai aksi tersebut.

"Aksi ini mengatasnamakan bukan salah satu elemen kampus. Maksud dan sasaran mereka siapa dan bagaimana politisasi dikampus terjadi tidak bisa dipahami. Selama ini kita tidak merasa menggiring opini politik. Tidak ada instruksi apapun baik dari kampus maupun Muhammadiyah," kata Taufik.

Ironis yang terjadi, aksi protes ditonton ratusan mahasiswa dan dosen UMS. Bahkan saat pelaku orasi mengajak mahasiswa lain bergabung, malah dijawab "kita dukung birokrasi (kampus)".

"Asalkan tidak anarkis. Kita biarkan mereka bersuara sebagai bentuk kebebasan bersuara. Termasuk dalam Muhammadiyah tidak mengatur masing-masing pribadi," tandas Taufik.