Mahasiswa Unsoed Ukir Prestasi di Istambul Turki dengan Alat Pengolah Limbah Batik

Empat mahasiswa dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto yang terdiri Putri Ramadani, Yasinta Nida Arroyan, Wafa Nur Azizah, dari Fakultas Biologi dan Febriansyah Dwi Putra dari Fakultas Teknik dengan Pembimbing Dr. Ratna Stia Dewi, S.Si, MSc mengukir prestasi di kompetisi internasional “6th Istanbul International Inventions Fair’21”.


Putri Ramadani dan tim, sukses meraih best invention medal dan best International award dengan judul invensi “MY-ZEO : Mycoremediation and Zeolit Filter with Sensor for Textile and Batik Wastewater Treatment”.  “MY-ZEO merupakan produk inovasi berupa alat pengolah limbah khususnya limbah pewarna tekstil dan batik  berbasis mikroorganisme jamur, kata Putri Ramadani, Minggu (7/11/2021).

 

Dijelaskan Putri, alat yang dirancang tersebut menggunakan bahan biologis berupa teknobiologi mikroorganisme jamur dan bahan alam sebagai filtrasi yang digerakkan dengan menggunakan motor listrik. “MY-ZEO dapat memulihkan kandungan bahan pencemar lingkungan dalam air limbah batik menjadi lebih ramah lingkungan. Selain warna, alat ini dapat memulihkan Total suspended Solid (TSS), Khrom total, Ammonia Bebas, Fenol, dan pH, sehingga sesuai dengan nilai baku mutu,” jelas Putri.

 

Limbah industri diantaranya limbah batik menjadi permasalahan yang belum dapat ditangani optimal. Pengadaan alat pengolah limbah dengan harga tinggi menjadi kendala utama para pelaku home industri batik. “MY-ZEO dapat menjadi salah satu upaya solusinya, dengan bahan dasar alami yang dapat diproduksi berkelanjutan dapat dimanfaatkan dengan nominal yang lebih ekonomi,” tambah Putri.

 

Sementara itu Dr. Ratna Stia Dewi S.Si.,M.Sc, pembimbing yang merupakan dosen Biologi mengatakan, penelitian sudah dilakukan sejak setahun yang lalu, yaitu dengan memperkenalkan teknologi enzim untuk mendegradasi  atau menetralkan limbah batik sehingga menjadi bersih. “Ini adalah pengembangan dari inovasi sebelumnya, yang lalu kita membuat inovasi biologisnya kali ini kita buat menjadi alat. Ini dalam bentuk prototipe 13,5 liter sehingga dapat ditetapkan pada industri besar dan home industry,” kata Ratna Stia.

 

Lebih lanjut Dr. Ratna menjelaskan bahwa limbah tekstil atau batik mempunyai komponen yang sangat mencemari lingkungan atau biota sungai. “Senyawa yang berbahaya dalam tekstil dampaknya bisa berbahaya,. Mikroba jika terkena limbah batik dan bisa bermutasi genetik kemudian menghasilkan mikroba baru yang berbahaya bagi lingkungan,” ungkapnya.