Mantan Ketua PSSI Karanganyar Desak Bupati Bekukan Kepanitiaan Kongres Askab PSSI Karanganyar

Pra Kongres Askab PSSI Karanganyar yang sedianya digelar pada akhir pekan, Sabtu 4 Juli 2020 mendadak ditunda.


Tak ada alasan yang jelas mengapa pra kongres Askab PSSI ditunda. Isu berkembang, pra kongres terpaksa ditunda dikarenakan polemik pemilihan Ketua Askab PSSI yang semakin memanas.

Mantan ketua PSSI Karanganyar periode 2016-2020 lalu, Dua Malam Sehari yang biasa disapa Hari angkat bicara.

Menurut Hari memang masa jabatannya  telah berakhir di bulan Maret 2020 lalu, dan saat ini sudah digantikan oleh plt.

Namun seharusnya dirinya tetap mendapatkan pemberitahuan terkait acara Muscab PSSI Karanganyar.

Sayangnya sampai saat ini justru dirinya belum menerima pemberitahuan secara resmi atau tertulis secara organisasi.

"Saya sama sekali tidak tahu dan tidak menerima pemberitahuan secara resmi," paparnya kepada RMOLJateng, Minggu  (5/7). 

Dengan tegas Hari menyebut, seharusnya Muscab ini yang memiliki tugas dan kepentingan adalah pengurus PSSI Karanganyar yang berada di bawah naungan KONI sebagai induk dari cabang oleh raga. 

Namun dirinya merasa justru mereka yang berada di kepanitiaan pelaksanaan konggres justru tidak melibatkan pengurus PSSI Karanganyar lama yang baru berakhir masa jabatannya.

Agar bisa mengakomodir semua pihak, alangkah baiknya pelaksanaanya diundur dan kepanitiaannya dibekukan agar bisa tertata dengan baik.

"Untuk itu kami berupaya mendesak Bupati Karanganyar agar membekukan kepanitiaan konggres," tandas Hari.

Terpisah Ketua Panpel Konggres PSSI Karanganyar Tony Hatmoko sebut penundaan jadwal pra konggres tersebut lebih disebabkan karena ada  kesibukan dari  tim Asprov Jateng  berhalangan hadir sesuai waktu yang dijadwalkan.

"Pengunduran jadwal pra konggres PSSI Karanganyar karena masalah teknis. Sebenarnya ada dua pilihan tanggal untuk jadwal di  4 Juli dan 11 Juli namun Asprov pada saat itu memilih tanggal 4 dengan pertimbangan waktu longgar," jelas Tony.

Sementara itu pembina klub sepakbola Balong Football Akademi (BFA),  Bambang Prie meminta agar panpel mengakumodir klub sepakbola yang jelas memiliki hak suara dalam pemilihan.

"Di Jenawi ada dua klub sepakbola yakni PS Bima dan  PS BFA yang sudah eksis tapi kami tidak ikut serta menjadi peserta padahal kami punya hak suara," tandasnya.