Mbak Ita Gelar Pelatihan Barista

Jelang Pilwalkot 9 Desember 2020, Calon Wakil Walikota Semarang, Hevearita G. Rahayu atau Mbak Ita menggelar berbagai kampanye unik dan kreatif dalam bentuk berbagai jenis pelatihan yang bermanfaat di tengah masyarakat.


Jelang Pilwalkot 9 Desember 2020, Calon Wakil Walikota Semarang, Hevearita G. Rahayu atau Mbak Ita menggelar berbagai kampanye unik dan kreatif dalam bentuk berbagai jenis pelatihan yang bermanfaat di tengah masyarakat.

Salah satunya, Mbak Ita menggandeng kaum milenial Kota Semarang untuk mengikuti pelatihan barista. Tidak hanya edukasi yang sengaja Mbak Ita berikan untuk peserta, tapi juga pemahaman mengenai pilwalkot mendatang.

"Tentunya kalau teman-teman milenial ini kita tidak bisa hanya bicara, datang kemudian sosialisasi jadi saya melakukan kegiatan ini di kolaborasi jadi ada pelatihan barista, membuat kopi, lalu di sela-sela tadi kita bisa edukasi sehingga tidak merasa kalau saat ini kita kampanye," ungkap Mbak Ita usai acara pelatihan barista, di kediaman pribadinya, Jumat sore (23/10).

Pelatihan yang mendatangkan langsung ahli peracik kopi atau barista, memang dijadikan ajang untuk mendorong kaum muda Kota Semarang untuk berinovasi dan berwirausaha di tengah pandemi melanda saat ini.

Mendorong juga kesana karena tadi udah disampaikan bahwa tadi kalo harga di cafe Rp50 ribu satu produk tapi kalau buat sendiri hanya sekitar Rp8 ribu-Rp10 ribu berarti ini kan bisa mendapatkan satu keuntungan dan ini bisa mendorong mereka untuk membuat usaha kecil-kecilan di wilayah masing-masing dan orang ga perlu datang ke cafe yang besar untuk menikmatinya," jelasnya.

Dalam setiap pelatihan yang diadakan, Mbak Ita juga selalu menerapkan protokol kesehatan, seperti mencuci tangan, hingga social distancing. Alhasil, hanya sekitar 15 sampai 20 orang saja yang bisa mengikuti pelatihan dalam setiap sesinya.

Memberi pelatihan semacam ini, dinilai efektif saat kampanye masa pandemi seperti ini.

"Harapkan mereka bisa sosialisasikan pada teman-temannya dan di wilayah masing-masing, karena kadang-kadang anak-anak milenial ini ada yang ga peduli dengan adanya pilwakot tapi dengan adanya kegiatan seperti ini mereka bisa juga melakukan pelatihan-pelatihan seperti ini,†pungkasnya.