Penguatan fundamental ekonomi Indonesia menjadi sorotan publik di tengah depresiasi nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS.
- Konsumsi BBM Subsidi Dibatasi, Pengamat Minta Pertalite Hanya Untuk Sepeda Motor
- KDEI Taipei Makin Permudah Urus Paspor bagi WNI dan PMI
- Dihantam Kenaikan Dolar, Pengusaha Mebel Jepara Miliki Strategi Cerdas Tetap Melesat di Pasar Dunia
Baca Juga
Dalam beberapa kesempatan, pemerintah optimis kondisi tersebut masih bisa dikendalikan dan berbeda dengan tahun 1998.
Atas dasar tersebut, Komisi XI DPR melalukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Menteri Keuangan, Gubernur BI dan Menteri Bappenas di Gedung DPR, Jakarta, Senin (10/9).
"Kalau dari sisi APBN kita naik di tengah depresiasi ini. Kami tidak gunakan istilah untung rugi. Ini yang sering dipelintir bahwa seakan-akan APBN itu bicara untung rugi," ujar Menkeu Sri Mulyani Indrawati.
SMI panggilan akrabnya, menegaskan bahwa pihaknya mengelola perekonomian nasional melalui instrumen APBN.
Di sisi lain, Menkeu menerangkan bahwa kondisi APBN kita justru mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibanding tahun lalu.
"Jadi
kalau dilihat dalam realisasi Agustus ini, growth kita masih sangat
solid di angka 16,5 persen. Tahun lalu kita hanya 9,5 persen," tandas
SMI.
- Berbagi Berkah Ramadan, SG Salurkan Rp1,6 Miliar dan 15.500 Paket Sembako
- Pertamina Evaluasi Harga Berkala, Harga Pertamax dan Dex Series Turun
- Kenyataan Hidup: Usai Hari Raya, Harga Ayam Masih Selangit Harga Cabai Menurun