Menkominfo Siapkan Revitalisasi Monumen Pers Nasional

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny Gerard Plate mengatakan Monumen Pers Nasional (MPN) di Kota Solo harus mampu menjelma sebagai cagar budaya yang memberi kesan luar biasa (monumental).


Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny Gerard Plate mengatakan Monumen Pers Nasional (MPN) di Kota Solo harus mampu menjelma sebagai cagar budaya yang memberi kesan luar biasa (monumental).

Monumen Pers adalah representasi bagi sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Dari gedung di Jalan Gajah Mada, Solo ini muncul ide dan gagasan pers, mendukung perjuangan, muncul awalnya penyiaran,†ungkap Menteri Johny G. Plate, saat menghadiri puncak acara Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) di Monumen Pers Nasional, Solo, Kamis (1/4).

Atas alasan itu pula, Johny mendukung upaya revitalisasi, pemugaran, cagar budaya gedung ini secara komprehensip, bukan tambal sulam.

"Setiap tetes keringat anak bangsa yang berjuang tercatat dalam setiap sudut ruangan monumen. Kemudian, setiap gagasan yang tercipta dalam wujud perlawanan kepada penjajah diutarakan oleh para pendiri yang berprofesi sebagai penyiar kala itu yang ikut berjuang dari cara lain," papar Menkominfo.

Begitu besarnya nilai sejarah gedung ini, maka sudah seharusnya cagar budaya di Surakarta ini harus mendapatkan perhatian khusus.

Menkominfo sepakat akan mendukung penuh pemugaran secara masif cagar budaya milik Kominfo tersebut.

"Kalau perlu buat Monumen Pers serupa dengan museum sejenis yang ada di luar negeri, seperti di Perancis, Amerika," imbuh Johny.

Menanggapi wacana tersebut, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Surakarta, Anas Syahirul menyambut baik rencana Menkominfo Johnny G Plate untuk melakukan revitalisasi Monumen Pers Nasional (MPN) secara menyeluruh.

"Revitalisasi MPN ini sebenarnya sudah dimulai sejak 2019 lalu, kita usulkan pada Presiden Jokowi. Tapi sifatnya hanya tambal sulam dalam upaya memperbaiki dan mempercantik yang rusak. Yang sudah dilakukan selama ini sudah bagus mempercantik yang sudah usang karena memang bangunan ini sudah lama tak tersentuh renovasi dan revitalisasi sejak Orde Baru. Hanya mungkin faktor anggaran belum bisa menyeluruh," ungkapnya.

MPN ini juga tidak bisa lepas dari Persatuan Wartawan Indonesia karena MPN lahir dari usulan PWI.

Maka dari itu revitalisasi harus tetap mengakomodasi ruang bagi kawan-kawan pers. Misalnya ruang media center, sekretariat PWI, coffee shop atau kantin yang bisa buat ngumpul teman-teman media," usul Anas.