Kekaisaran Ottoman adalah kekaisaran yang diciptakan oleh suku-suku Turki di Anatolia (Asia Kecil) yang tumbuh menjadi salah satu negara terkuat di dunia selama abad ke-15 dan ke-16.
Periode Ottoman berlangsung selama lebih dari 600 tahun dan baru berakhir pada tahun 1922, ketika digantikan oleh Republik Turki dan berbagai negara penerus di Eropa Tenggara dan Timur Tengah.
Budaya Turki sangat kaya dan unik, terbentuk dari pengaruh banyak tradisi dan budaya dari berbagai negara.
Salah satunya adalah kopi Turki yang merupakan bagian besar dari budaya minum di Turki dan merupakan kebiasaan yang mereka junjung tinggi. Negara ini begitu tergila-gila dengan minuman ini sehingga kata Turki untuk sarapan adalah kahvalti yang secara harafiah berarti sebelum kopi dan kata coklat adalah kahverengi berarti berwarna kopi.
Penuh dengan tradisi dan sejarah yang kaya, kopi Turki lebih dari sekadar minuman pagi hari. Kopi ini penuh dengan tradisi yang diturunkan dari nenek moyang ke generasi berikutnya selama berabad-abad.
Faktanya, kopi Turki sangat unik sehingga dimasukkan ke dalam Daftar Warisan Budaya Tak Benda Unesco pada tahun 2013, dikarenakan praktik unik yang dilakukan dalam persiapan dan penyajiannya.
Barangkali metode seduh kopi inilah yang membuat orang-orang Turki menciptakan istilah terkenal: Coffee should be black as hell, strong as death, and sweet as love.
Metoda seduh ala Turkish coffee termasuk salah satu teknik tertua dalam sejarah penyeduhan kopi. Sebelum alat-alat seduh manual diciptakan, Turki sudah lebih dahulu telah membuat kopi dengan cara khusus sejak abad ke-15 dengan memakai pot tertentu yang dikenal dengan cezve (diucapkan jezz-va).
Turki sendiri termasuk jajaran negara-negara pertama yang mengenal kopi begitu tanaman bergenus coffea ini ditemukan di Ethiopia. Ada beberapa versi yang menyebutkan bagaimana kopi masuk ke Turki. Tapi yang paling umum adalah versi Ottoman dari Yemen. Konon di tahun 1557, seorang Gubernur Ottoman bernama Ozdemir Pasha mengetahui ada minuman baru di wilayahnya yang terbuat dari biji kopi. Setelah mencoba, ia pun mengenalkannya kepada Kaisar Sulaiman. Minuman ini kemudian membuat sang Kaisar terkesan sehingga kopi disahkan sebagai minuman resmi kerajaan.
Setelahnya adalah sejarah. Kopi segera menyebar cepat ke seluruh penjuru Turki, lalu masuk ke Indonesia, dan selanjutnya ke dataran Eropa.
Di Turki, persiapan untuk membuat kopi ini tidak direbus melainkan dipanaskan di atas pasir panas yang suhunya mencapai lebih dari 100⁰C. Pasirnya dipanggang di wajan besar dan kemudian cairan kopi di dalam wadah dipanaskan di atas pasir diselang-seling dengan dibenamkan sebagian di dalam pasir. Butuh 5-10 menit untuk memanaskan satu cangkir kopi. Di negara asalnya, kopi Turki disajikan pekat dan pahit. Jika ingin ada tambahan rasa, biasanya diminum dengan campuran susu segar.
"Di Indonesia, jika ingin rasanya agak manis, diberi sedikit gula atau kental manis," ungkap Vero. “Di Turki, minum kopi biasanya siang hari. Kalau di sini, ya bisa dinikmati kapan saja. Pagi, siang, sore atau malam. Suka-suka,” sambungnya.
Sejarah menarik kopi Turki ini juga merambah ke para pecinta kopi negara kita tercinta, Indonesia. Kalau biasanya orang Indonesia menyeruput kopi hitam jenis arabica atau pun robusta dengan cara diseduh dengan air panas, nah untuk kopi Turki memiliki sensasi proses pembuatannya yang membuat coffee lovers Republik Indonesia menaruh hati dan perhatian terhadap kopi Turki ini.
Membuat kopi Turki tradisional tidak terlalu sulit. Prosesnya memiliki sedikit trik mulai dari persiapan hingga langkah memasak. Wajib menggunakan teko kopi spesial kopi Turki. Kopi Turki premium yang berkualitas adalah suatu keharusan untuk memasaknya.
Karena lokasinya yang berada di tengah pulau Jawa, maka budaya ngopi pun mendapat berbagai macam istilah seru dan lucu bahkan banyak netizen memilih menyemangati harinya dengan mengunggah kata-kata kopi lucu dalam bahasa Jawa sebagai caption atau status di media sosial. Fenomena ini memunculkan gelombang positif di dunia maya, di mana kata-kata kopi lucu tidak hanya menjadi bentuk hiburan, tetapi juga sarana ekspresi diri yang melegakan.
"Ngopi ndisik mblo! Ben pas nikung pacar wong ora ngantuk." (Ngopi dulu, biar pas gebet pacar orang tidak ngantuk).
"Ojo mung ngopi. Sekali-kali ngeteh ben ngerti yen urip iku ora mung pait, tapi sepet mbarang." (Jangan cuma ngopi, sekali kali ngeteh. Biar tau hidup itu tidak cuma pahit tapi sepet juga).
"Aku pengen koyo kopi, masio pahit akeh sing seneng." (Aku jadi ingin seperti kopi, walau pun pahit banyak yang suka).
Bahkan biduanita asal Kediri yang bernama Happy Asmara yang menyanyikan lagu yang berjudul Ngopi Mazeh, yang membuat namanya semakin melambung di blantika musik Indonesia. Lagu yang berirama campuran reggae dengan dangdut ini berisi kisah manfaat kopi disela-sela kesibukan dan permasalahan yang ada.
Kentalnya adat dan budaya Jawa ternyata berbanding lurus dengan kentalnya kopi panas yang membuat keduanya menjadi semakin sulit dipisahkan.
Di Hotel Dafam Semarang, cara membuat kopi Turki yang enak dapat disaksikan. Pembuatannya dibuat dengan cara tradisional dan pengunjung bisa merasakan langsung sensasi memasak kopi Turki karena, “Setiap pengunjung dan penikmat kopi akan diberikan pelatihan dan kempatan untuk memasak kopi Turki secara langsung,” ujar Roby, Manajer Food and Beverage Hotel Dafam Semarang.
- Harvey Moeis Menerima Hukuman Lebih Berat Pada Tingkat Pengadilan Tinggi
- Kapolres AKBP Rosyid Hartanto Bersama FKUB Boyolali Bersinergi Jaga Kerukunan Umat Beragama
- Kapolres Boyolali AKBP Rosyid Hartanto Kawal Pengambilan Sertifikat Tanah Lapangan Desa Sendang