Mereka yang Tetap Waspada di Tengah Pelonggaran Aktivitas…

Hendi saat membuka MTQ XXX dan Peringatan Maulid Nabi bersama Ustad Das’ad, Sabtu (23/10/2021) malam lalu. / foto: instagram
Hendi saat membuka MTQ XXX dan Peringatan Maulid Nabi bersama Ustad Das’ad, Sabtu (23/10/2021) malam lalu. / foto: instagram

Kabar gembira itu berembus Senin, 18 Oktober 2021 lalu. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, yang juga Koordinator PPKM Jawa-Bali mengumumkan sebanyak 27 daerah tercatat masuk level 1 dalam lanjutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) guna menekan laju Covid-19, baik di dalam maupun di luar Jawa dan Bali, selama dua pekan ke depan.


Wilayah dalam pelaksanaan PPKM level 1, kata Luhut, umumnya mulai mendapat kelonggaran dalam kegiatan yang bersifat massal atau tatap muka. Mulai dari peribadatan, sekolah, pekerjaan, hingga hiburan. Namun, pemerintah tetap membatasi jumlah kuota maksimal orang berdasarkan zona.

Pada wilayah dengan zona hijau misalnya, sektor perkantoran diizinkan buka dengan kapasitas, masing-masing 50 persen untuk pekerja di kantor dan rumah. Sedangkan untuk zona oranye, jumlah pekerja WFH harus mencapai 75 persen. Lalu, untuk belajar tatap muka di sekolah, wilayah zona hijau dan kuning di PPKM level 1 diizinkan mengacu ketentuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Satu dari 27 daerah itu, adalah Kota Semarang. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebut hal ini tak lepas dari kondisi kasus Covid-19 yang terus membaik. Tempat isolasi terpusat dan sejumlah rumah sakit kini lengang dari pasien covid-19.

"Memang selama beberapa waktu ini kondisi Covid mengalami kemajuan, tak ada lagi pasien Covid di tempat isolasi dan Rumah Sakit. Kasus aktifnya pun hanya 5 orang, itu pun dirawat di rumah. Tapi Covid belum selesai, kita tidak boleh lengah, tetap taati prokes dalam beraktivitas," kata Hendi, Selasa (19/10/2021).

Pihaknya masih terus menggenjot vaksinasi meski untuk vaksinasi pertama sudah tembus lebih dari 100 persen. Sedangkan vaksinasi kedua masih 80 persen. Kota Semarang pun menyambut status baru itu dengan menggelar event terbuka. 

Event terbuka pertama yang digelar Kota Semarang, adalah saat Hendi membuka MTQ XXX dan Peringatan Maulid Nabi bersama Ustad Das’ad, Sabtu (23/10/2021) malam lalu.

‘’Alhamdulilah, setelah 20 bulan, untuk pertama kalinya ada kegiatan terbuka di balaikota. Allah mengabulkan doa kita, situasinya makin membaik, kesehatan pulih, ekonomi juga diharapkan membaik. Semoga kita dapat menggelar kegiatan seperti ini sesuai dengan prokes,’’ ungkap Hendi, saat membuka acara tersebut.

Kabar menggembirakan itu jelas melegakan semua pihak. Masyarakat Kota Semarang menyambut gembira pelonggaran sejumlah aktivitas selama PPKM Level 1. Sri Hastuti (57) mengaku, senang karena hampir dua tahun hidupnya sangat terkekang dan terkendala akibat pandemi Covid-19.  

‘’Mau ke mana-mana bawaannya takut dan cemas. Mau usaha, sepi pembeli. Ada saudara yang kena PHK. Beberapa tetangga isoman dan ada yang meninggal karena terpapar Covid-19 padahal dia tulang punggung keluarga, istrinya tidak bekerja, anaknya dua masih kecil-kecil. Miris dan trauma bercampur jadi satu,’’ papar warga Jl Menteri Supeno Selatan, Mugassari, Semarang Selatan ini, kepada RMOL Jateng, Senin (25/10).

Kendati senang, dia mengaku tetap waspada. Wanita lajang ini tetap menjalankan prokes, walau ada sejumlah pelonggaran aktivitas. ‘’Saya tetap jaga-jaga, tetap pakai masker dan prokes. Takut kalau ada keramaian atau kerumunan. Katanya sudah turun level, tapi kan virusnya masih ada, jadi lebih baik saya pribadi berhati-hati,’’ ungkapnya.

Fanny (37) warga Lempongsari mengaku juga tetap waspada, meski sudah ada pelonggaran aktivitas masyarakat. Ibu dua orang putri ini mengatakan, tetap mewajibkan  anggota keluarganya memakai masker, dan mewaspadai keramaian. ‘’Kalau ke mall, seperlunya aja, tetap pakai masker dan menghindari kerumunan. Kalau nonton film, mungkin cukup di rumah saja, gak perlu ke bioskop,’’ kata perempuan asal Purworejo ini.

Rita Indrayani (47) warga Lemah Gempal juga mengaku akan tetap menjalankan prokes, kendati kota Semarang sudah jauh lebih aman. ‘’Bagi saya, memakai masker itu sudah jadi tradisi yang baik, kalau tak pakai masker kayak ada yang hilang, tidak percaya diri. Jadi, saya tetap pakai masker kalau bepergian. Mencuci tangan, jaga jarak, menghindari keramaian, akan tetap saya lakukan, walaupun ada banyak kelonggaran. Tapi rasanya belum terlalu aman, karena virusnya masih ada,’’ kata perempuan yang bekerja di sebuah klinik kecantikan ini.

Meski banyak pelonggaran, kata Hendi, tetap ada batasan-batasan dalam kegiatan dan tetap patuhi protokol kesehatan. Hendi menuturkan, pada prinsipnya banyak kegiatan yang sudah diperbolehkan di PPKM level 1, namun tetap dengan protokol kesehatan dan juga ada batasan sesuai dengan Inmendagri nomor 53 tahun 2021.

"Semua sudah boleh tapi dengan pembatasan," kata Hendi.

Ia menjelaskan soal batasan-batasan sesuai dengan Inmendagri yaitu pembelajaran tatap muka (PTM) aturannya masih sama dengan level 2. Kemudian mal, hypermarket, supermarket, kapasitasnya sudah diizinkan 100 persen dan buka hingga 22.00 WIB. "Rumah makan, kafe, resto, bisa buka sampai jam 24.00 WIB dengan kapasitas 75 persen," ujarnya.

Kemudian tempat wisata, tempat ruang terbuka publik buka dengan kapasitas 75 persen. Kemudian PKL di ruang publik boleh buka dengan kapasitas 75 persen hingga pukul 24.00 WIB. "Bioskop kapasitas menjadi 75 persen. (Anak-anak) sudah boleh," ujarnya.

Untuk pertemuan dan resepsi pernikahan sebelumnya dibatasi 100 orang, kini sudah 50 persen kapasitas tempat yang digunakan. Tempat ibadah juga memiliki aturan yang sama. "Tapi tetap disiplin protokol kesehatan," tegasnya.

Sementara itu terkait kegiatan atau event, Hendi menyebut akan dilakukan uji coba. Ia berharap saat acara pergantian tahun bisa digelar pengajian di halaman Balai Kota Semarang.

‘’Event jadi penting untuk uji coba, sepanjang konsep jelas, bagus, prokes dilaksanakan, pasti akan uji tim Satgas Covid-19, saya rasa kita perlu coba. Jadi jadi event misal konser. Kalau semakin baik bisa malam tahun baru di halaman Balai Kota kan kapasitas 3.000, mungkin undang 1.000 orang dengan pengajian," pungkasnya.

Pelonggaran kegiatan di saat level 1 PPKM, memang membuat masyarakat lega. Tapi, belum sepenuhnya membuat semuanya lega, karena virus Covid-19 yang masih mengintai di depan mata. Jika kita lengah dan abai terhadap prokes, bencana yang lebih besar siap menghadang, bahkan WHO memberi peringatan; jika kita abai terhadap prokes, pandemi ini bakal bertahan dan akan terus mengintai kita hingga tahun 2022 mendatang. Tentu, ini bukan kabar gembira dan tak kita inginkan. Jadi, waspada dan kesadaran untuk terus hidup sehat dan menjaga prokes, harus terus dilanjutkan. Jangan disepelekan dan diabaikan….