Mulai Juni diprediksi sudah memasuki awal musim kemarau. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun memprediksikan kemarau mulai terjadi sejak Juni dan Juli, ditandai intensitas hujan jauh berkurang.
- Bupati Rembang Harno Ajukan Lima Proyek Kepada Pemprov Jateng
- Bupati Purbalingga: Hari Otonomi Daerah Ke-29 Harus Diikuti Reformasi Birokrasi
- Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Tunggu Peran Anak-anak Muda Kelola Pertanian Kreatif
Baca Juga
Namun, beberapa hari ini, Kota Semarang dan sekitarnya diguyur hujan. Hujan yang terjadi juga cukup deras, bahkan akibat hujan beberapa ruas jalan tertentu timbul genangan.
Menurut Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Ahmad Yani Semarang, Giyarto, hujan ringan sampai dengan sedang masih berpotensi mengguyur wilayah Semarang meski sudah masuk musim kemarau, awal Agustus ini. Namun, hujan di musim kemarau merupakan fenomena normal apalagi beberapa bulan ini juga baru awal kemarau.
"Hujan beberapa hari ini menjadi fenomena pergerakan atmosfer memicu siklus hujan ringan sampai sedang. Tetapi, di pertengahan kemarau akan jarang terjadi hujan, dan potensinya panas terik berpotensi membuat suhu panas berlebihan saat siang hari," kata Giyarto.
Meski normal, Giyarto tetap mengimbau masyarakat agar waspada dengan cuaca sekarang ini. Sebab, cuaca ekstrem selama kemarau juga dapat menyebabkan suhu udara panas terik kategori ekstrem bila siang hari.
Namun begitu, BMKG memastikan musim kemarau tahun ini kemungkinan berbeda dari tahun lalu. Hujan ringan atau sedang bisa terjadi dalam waktu 1-2 kali dalam seminggu. Namun, BMKG memperkirakan, intensitasnya akan berkurang saat dekat puncak musim kemarau.
Peliputan tentang cuaca oleh BMKG dapat dibaca dalam tautan di bawah ini:
Ada Fenomena Apa? Suhu Dingin Saat Pagi Hari, Tetapi Panas Sekali Saat Siang, Ini Kata BMKG
Gelombang Laut Jawa Tinggi Awal Agustus Ini Capai 3-4 Meter
- Bupati Rembang Harno Ajukan Lima Proyek Kepada Pemprov Jateng
- Bupati Purbalingga: Hari Otonomi Daerah Ke-29 Harus Diikuti Reformasi Birokrasi
- Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Tunggu Peran Anak-anak Muda Kelola Pertanian Kreatif