Sejumlah 4,94 persen penduduk Kabupaten Batang berumur 10 tahun atau lebih tidak bisa membaca dan menulis. Hal itu merupakan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Batang pada 2022.
"Yang pasti kami prihatin, karena ini di atas 10 tahun tidak bisa membaca menulis. Kami akan segera berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) untuk melakukan pencegahan," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Batang, Suprapto di kantornya, Selasa (5/12).
Kolaborasi itu untuk mencegah bertambahnya penduduk tidak bisa membaca dan menulis. Tentunya perlu ada data lebih rinci.
Suprapto menyebut hal itu merupakan data statistik. Perlu penjabaran data lebih detil hingga tingkat kecamatan serta tingkat desa.
"Ini kan data statistik ya, data realnya haris dijabarkan di kecamatan datanya ada tidak, baru nanti digarap di kecamatan di desa mana, jadi mengerucut," jelasnya.
Tidak hanya dengan Disdikbud, pihaknya juga harus menggandeng Dispermades. Sehingga semua elemen tersentuh mulai dari pendidikan, desa hingga suplai bahan bacaan.
Disperpuska akan berperan untuk mensuplai buku-buku penunjang untuk membaca dan menulis.
"Yang tidak bisa baca tulis itu diberikan pelatihan paket kolaborasi dengan Disdikbud, paket yang sejajar dengan itu, nah kita dari Disperpuska mensuplai buku-buku yang ditentukan dalam pake itu, kolaborasi dengan Disdikbud," tuturnya.
Disperpuska pun menaruh perhatian terhadap Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) berada di peringkat Ke-18 se-Jateng dengan nilai 77,5 persen.
Sedangkan Indeks Tingkat Kegemaran Membaca (ITGM) 51,9 persen. Serta Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di tingkat Jawa Tengah berada di angka 66,38 persen.