Misteri Potongan Tubuh di Grojogan Sewu, Ternyata Warga Blumbang yang Sebelumnya Dilaporkan Hilang

Misteri temuan potongan tubuh manusia di diatas bebatuan aliran sungai Grojogan Sewu, Tawangmangu, Kamis (23/2) lalu menemukan titik terang.


Awalnya ditemukan potongan kaki kanan manusia, dari pangkal paha sampai dengan ujung jari kaki kondisi lengkap. Warna kulitnya putih bersih. 

Setelah dilakukan penelusuran, tidak jauh dari lokasi penemuan pertama ditemukan lagi bagian tubuh manusia yang sudah mulai membusuk dengan ciri satu kakinya tidak ada.

Kapolres  Karanganyar, AKBP Jerrold Hendra Yosef Kumontoy sampaikan setelah melakukan serangkaian penyelidikan juga dari hasil otopsi dan pemeriksaan DNA dari salah satu warga Blumbang diketahui jasad tersebut identik dengan Satinem (81). Dimana hasil visum (kaki dan bagian tubuh) identik satu tubuh.  

"Hasil pemeriksaan DNA  jasad tersebut identik dengan Satiyem, yang dilaporkan hilang beberapa hari sebelum jasadnya ditemukan di aliran sungai grojogan sewu," jelas kapolres Karanganyar kepada wartawan, Senin (13/3) sore.

Terkait temuan jasad yang terpisah, disekitar lokasi ditemukan banyak sampah berupa benda tajam seperti kayu dan kawat. Kemungkinan jasadnya terkena benda-benda tersebut.  

"Hasil pemeriksaan meninggal bukan karena adanya kekerasan. Ini murni kecelakaan, korban  jatuh dan terbawa arus lumayan jauh," lanjutnya.    

Herratri Wikan Nur Agustin, dokter forensik dari Rumah Sakit Dr Moewardi Solo sampaikan hasil dari pemeriksaan, jenasah tersebut berjenis kelamin perempuan. Diperkirakan usia di atas 50 tahun. 

"Sebab kematian korban belum bisa diketahui karena kondisi jenasah sudah mengalami pembusukan," terangnya. 

Dirinya menjelaskan jika jasad tersebut bukanlah korban mutilasi, karena kondisi potongan kaki itu tidak rapi. Sementara jika mutilasi biasnya potongan rapi. 

"Korban diperkirakan meninggal 2 sampai 3 hari sebelum dilakukan pemeriksaan (jenasah)," jelasnya.

Sementara itu Kasubbid  Kimbiofor  Puslabfor Polda Jawa Tengah, AKBP Arif Budiarto menambahkan, identitas korban diketahui dari hasil test DNA yang mengambil sample darah saudara perempuan korban yang bernama Satinem. 

"Dan hasilnya hasil tes DNA identik dengan korban Satiyem," pungkasnya.