Moeldoko Sebut Pandemi Hasilkan Pemikiran Baru Hadapi Era Normal Baru

Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko menyebut pandemi menghasilkan pemikiran baru menghadapi era normal baru.


"Itu menjadi kesadaran masyarakat bersama, maka pembatasan jadi hal biasa, tidak lagi menjadi persoalan HAM. Ini keharusan yang harus dilakukan dalam rangka menghadapi pandemi," kata Moeldoko, di sela-sela Diskusi Pleno 3 Festival HAM 2021 dengan tema Resiliensi Masyarakat Indonesia Menghadapi Pandemi Covid-19, Kamis (18/11).

Moeldoko mengatakan, tentang kondisi ketahanan masyarakat selama pandemi Covid-19 memang mengalami perubahan. 

Sementara dari aspek sosial pun juga ada pembatasan, misalnya saja dalam kegiatan agama, pendidikan dan pekerjaan. Dari aspek ekonomi, banyak juga pemutusan hubungan kerja (PHK) saat penadmei melanda, bahkan bidang pariwisata juga hampir lumpuh. Tak hanya itu, ketahanan nasional pun turut berubah seiring masa pandemi.

"Dimulai dari ketahanan keluarga. Kalau keluarganya bagus, maka RT, RW, desa, kecamatan, kabupaten, kota provinsi bagus. Agregatnya adalah ketahanan nasional. Ketahanan itu kondisi dinamik, bisa naik turun," ujarnya.

Tapi, lanjutnya, dibalik kondisi tersebut masih ada hal positif yang muncul di tengah pandemi. Misalkan, adanya kesetaraan semakin nyata antara pemerintah daerah dan masyarakat. Adapun, pemerintah daerah duduk bersama dengan seluruh elemen masyarakat untuk memecahkan persoalan. 

Seperti halnya, testing, tracing dan treatment (3T) serta vaksinasi adalah tugas pemerintah. Kunci penanganan pandemi, perlu ada leadership kuat yang harus dimiliki pimpinan daerah, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, dan resiliensi. 

"Pemerintah daerah harus terus melakukan inovasi dan mencari cara baru agar persoalan Covid-19 bisa segera selesai," pungkasnya.