Intensitas hujan yang tinggi dituding sebagai penyebab banyaknya bencana yang melanda di Jawa Tengah.
- Gubernur Jateng Alokasikan Rp4 Miliar Untuk Perbaikan Jalan Di Larangan
- Kuliner Nuansa Nostalgia Di Tengah Kota Tegal: Lengkap Dengan Aneka Bubur Candil
- Jelang Pemberangkatan Calhaj, Bupati Batang Beri Wejangan Khusus
Baca Juga
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana menjelaskan, dalam kurun waktu tanggal 8-14 Maret 2024 telah terjadi 30 bencana besar di beberapa wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Menurut Nana, dari jumlah itu 14 kejadian adalah bencana banjir sementara 16 kejadian adalah angin kencang. Kesemua kejadian itu tersebar di 20 kabupaten/kota di Jawa Tengah.
"Rentetan bencana itu disebabkan oleh intenstitas hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir. Akibatnya, debit air di sungai-sungai mengalami peningkatan. Bahkan, di beberapa titik, tanggul sungai sampai jebol. Seperti yang terjadi di Grobogan dan Sungai Wulan Demak" kata Nana kepada wartawan di kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin (18/03).
"Kita selama ini terus mengawal dan menjaga tanggul tersebut. Tetapi karena debit air dan hujan yang ekstrem, sehingga airnya tidak terkontrol dan tanggulnya jebol," katanya
Nana menilai, langkah penerapan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Jawa Tengah dinilai mampu membantu mengurangi intensitas curah hujan.
Tak pelak, langkah tersebut dinilai mampu mempercepat penanganan daerah terdampak banjir. Sebab, banjir yang terjadi di sejumlah daerah sudah mulai surut.
"Alhamdulillah hari ini tidak ada hujan. Ini bisa mengurangi banjir. Semoga hujannya bisa terus berkurang," kata Nana.
Nana membeberkan bahwa langkah yang dilakukan untuk mengatasi banjir tersebut adalah menutup tanggul yang jebol. Ia sangat berharap agar TMC bisa terus diperpanjang sampai seluruh tanggul yang jebol berhasil ditutup.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto mengatakan, penerapan TMC akan diberlakukan sampai tanggal 20 Maret 2024.
Menurut dia, selama tiga hari TMC akan diterapkan. Hasilnya sudah terlihat di mana curah hujan di wilayah Jawa Tengah, khususnya di Kota Semarang, Demak, dan sekitarnya sudah berkurang.
"Akan dilakukan terus sampai tanggal 20 Maret. Kalau perlu diperpanjang maka akan diperpanjang. Sebelum tanggul Demak tertutup, maka akan dilakukan TMC atau (pelaksanaannya-red) diperpanjang," katanya.
Sementara itu, Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karnawati, TMC ini diprioritaskan untuk wilayah Semarang, Demak, dan sekitarnya karena wilayahnya sudah tergenang. Secara paralel juga dilakukan di daerah lain.
"Setelah tanggal 20 Maret nanti ada tren penurunan curah hujan, asal tidak terjadi fenomena mendadak dan gangguan atmosfer secara tiba-tiba," ujarnya.
Dijelaskan olehnya bahwa curah hujan ekstrem di Kota Semarang dan sekitarnya terjadi akibat ada fenomena munculnya bibit angin topan (cyclone) di Selatan Indonesia yang datang bersamaan dengan masuknya kumpulan awan hujan dari Samudera Hindia atau Timur Afrika.
"Ada fenomena yang tiba-tiba muncul dan mengakibatkan hujan yang ekstrem. Ekstrem itu 150 mm perhari tetapi kemarin mencapai 230 mm lebih," jelas Dwikorita.
- Menata Impian Lolos Sekolah Kedinasan Dan TNI-POLRI
- Bakesbangpol Blora Gelar Peningkatan Kapasitas Perkumpulan Bhakti Praja
- Siap Sukseskan Peringatan May Day 2025, Pemkab Tegal Siapkan Sejumlah Acara