Ormas Dan Perguruan Silat Sukoharjo Sepakat Dukung Aparat Jaga Kondusifitas Malam Tahun Baru

Sejumlah pengurus organisasi masyarakat (ormas) dan perguruan membuat kesepakatan akan mendukung keamanan dan ketertiban menjelang tahun baru.


Sejumlah pihak menyoroti berdirinya dua unit Videotron di lokasi strategis jalan Slamet Riyadi Solo, yakni didepan KFC dan Gladag.

Diduga dua Videotron berukuran 4 x 8 meter tersebut dibangun tidak sesuai ijin dan melanggar beberapa hal.

Diungkap Ginda Ferachtriawan, Anggota Komisi 1 DPRD Sukoharjo, pihaknya sudah menyoroti dua Videotron sejak beberapa bulan lalu dengan mencoba klarifikasi dinas terkait.

"Saya cukup paham periklanan melihat ada sesuatu yang dilanggar. Diantaranya estetika pemasangan, tidak melalui lelang dan harga yang terlalu murah dan yang utama IMB yang tidak sesuai titik," kata Ginda Ferachtriawan, Senin (28/12).

Dalam IMB, kata Ginda, lokasi Videotron Ngarsopuro berada di jalan Diponegoro, padahal kenyataannya berada di jalan Slamet Riyadi. Videotron di Gladak tertulis di jalan Sudirman namun lebih terlihat di jalan Slamet Riyadi.

Soal harga, Ginda heran nilai Videotron berbeda jauh dengan Videotron yang sudah ada sebelumnya.

"Perbandingannya dengan Videotron di Purwosari nilainya Rp 1,5 miliar untuk 3 tahun tapi Videotron Ngarsopuro hanya senilai Rp 93,6 juta untuk 5 tahun. Sedang Videotron titik Gladag nilainya Rp 546 juta untuk 5 tahun. Sangat jauh dan tidak masuk akal," Imbuh Ginda.

Diketahui hasil penelusuran, pemilik dua Videotron tersebut milik perusahaan iklan dari Surabaya. Selain dua titik Videotron, juga ada empat titik neon box, yakni di kawasan Solo Grand Mall, Sriwedari, Rukun Makmur dan Gatot Subroto, dengan nilai total kontrak Rp 2,016 miliar.

Dukungan penyelesaian kontroversi Videotron tersebut juga muncul dari Lembaga Peduli Lingkungan Sosial Ekonomi (LPLSE). Mereka mencium ada indikasi korupsi atau penyalahgunaan keuangan negara dalam kasus ini.

"Videotron ini sudah disoal anggota DPRD Surakarta, tapi tidak ada tanggapan. Kami siap mendukung untuk pengungkapan kontroversi ini, karena ini permasalahan serius," ungkap Nusa Aksara Daryono, sekretaris LPLSE, pada awal media, Senin (28/12).

LPSE mengaku juga melakukan investigasi, dari temuan di lapangan juga memastikan bahwa dua Videotron tersebut dipastikan bermasalah.

"Kami terus melakukan pendalaman dan mengawal temuan temuan ini," tegas Nusa.