P5, Jembatan Harapan Orang Tua dan Keinginan Anak

Diskominfo Kab Batang
Diskominfo Kab Batang

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), tak hanya menyiapkan mental kewirausahaan, namun mampu menjembatani antara cita-cita anak dan keinginan orang tua. Hal tersebut ditunjukkan dengan respons positif wali murid saat mengunjungi pameran P5, kelas X SMK Negeri 1 Batang.

Beberapa keinginan dan cita-cita kedua belah pihak, ternyata ada pula yang sejalan. Namun bagi mereka yang memiliki anak dengan cita-cita yang tak sesuai harapan orang tua, itu pun tetap harus didukung penuh.

Salah satu orang tua murid, Lisa mengungkapkan, lewat even P5 mampu menyelaraskan antara keinginan orang tua dan anak, karena terkadang keegoisan salah satunya, menjadi penghambat potensi mereka.

“Setelah melihat proses yang cukup repot, karya anak hasilnya memang memuaskan, sehingga kami mulai memahami, bahwa tidak boleh memaksakan kehendak,” katanya, saat ditemui di ruang kelas SMK Negeri 1 Batang, Kabupaten Batang, Selasa (6/5).

Salah satu siswi, Oktavia mengaku potensinya di dunia game online Mobile Legends mendapat dukungan dari orang tua, meski di awal cukup mengejutkan.

“Orang tua sempat kaget karena tidak menyangka punya bakat yang mendatangkan cuan. Dari hasil ngedit Mobile Legends, bisa dapat Rp5 juta sebulan,” jelasnya.

Sementara itu, Koordinator P5 Ike Yulistika menerangkan, tema yang diusung menceritakan alur kehidupan anak didik ketika setelah lulus hingga menemukan bidang pekerjaan yang sesuai.

“Pameran ini sangat bermanfaat bagi anak maupun orang tua, karena keduanya bisa saling memahami, sehingga bisa menjembatani keinginan kedua belah pihak, di masa depan,” ungkapnya.

Kepala SMK Negeri 1 Batang Muji Listyawati yang mengapresiasi karena ide kreatif anak mampu dituangkan secara tepat.

“Mereka bisa mendesain, mengkreasikan ruang pameran yang dieksekusi secara menarik,” ujar dia.

Karya P5 menjadi media anak didik agar memiliki kepercayaan diri, bahwa untuk meraih keberhasilan memerlukan proses yang panjang. “Termasuk harus mampu menyelesaikan konflik yang rawan muncul saat berproses, hingga berhasil menciptakan karya terbaiknya,” tandasnya.