Tak jadi cawapresnya Jokowi, Jusuf Kalla diberi tawaran
lain yang lumayan strategis: ketua tim sukses Jokowi. JK akan menerima
atau menolak tawaran ini? Untuk sementara JK menyatakan akan fokus
menyelesaikan tugasnya sebagai RI 2.
- Zulkifli Hasan Ketemu Wali Kota Solo Bahas Perkembangan Organisasi Keagamaan
- Ini Tiga ‘Syarat’ Pj Bupati Banjarnegara Agar Pilkada Aman
- Diskusi soal BPR BKK, Sukirman Berharap OJK Terus Beri Masukan Kinerja BUMD Keuangan
Baca Juga
Dua hari jelang penutupan masa pendaftaran capres kemarin, JK mendapat banyak tamu penting. Pagi-pagi, JK didatangi Ketum Golkar Airlangga Hartarto bersama 8 pengurus terasnya. Siangnya, giliran Presiden Jokowi yang menyambangi kantor Wapres.
Airlangga tiba sekitar pukul 7 pagi. Ia didampingi 8 pengurus Golkar lain seperti Sekjen Lodewijk Freidrich Paulus, Agus Gumiwang Kartasasmita, Melchias Mekeng, Ace Hasan Shadzily dan Roemkono. Wapres JK kemudian menerima rombongan Airlangga di ruangannya.
Sekitar 2 jam kemudian, Airlangga sudah keluar. Apa yang dibahas? Dia bilang, kedatangannya untuk meminta arahan kepada JK selaku mantan Ketua Umum Golkar ihwal situasi politik terkini. Dalam pertemuan itu, JK mengingatkan Golkar adalah partai besar. Partai nomor dua dengan 18 juta pemilih dan konstituen yang luas. JK berharap pengurus bisa mengkonsolidasikan suara tersebut. Ada yang lain? Airlangga menggeleng.
Sekitar pukul 11.30 siang, giliran Presiden Jokowi yang ditemani Mensesneg Pratikno datang dengan menaiki mobil golf. Pertemuan Jokowi dan JK berlangsung singkat. Hanya setengah jam. Tiga menit sebelum tengah hari keduanya sudah muncul.
Apa yang dibahas? Intinya, kata Jokowi, ia memberitahu JK akan mendaftar sebagai capres ke KPU hari ini pukul 9 pagi. Setelah itu, Jokowi kemungkinan akan langsung ke Nusa Tenggara Barat. Tidak ada komentar dari JK tentang pertemuannya dengan Jokowi yang singkat itu.
Baru malam hari, setelah acara deklarasi Jokowi, Airlangga bicara. Dia bilang, dalam pertemuan tadi pagi itu dibicarakan soal bagaimana JK akan menjadi salah satu anggota tim sukses untuk memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Dia bilang, Jokowi sudah menyampaikan bahwa JK akan menjadi tim sukses Jokowi-Ma'ruf. "Jadi yang penting tadi Bapak Presiden juga memberikan arahan bahwa timsesnya adalah Pak Jusuf Kalla," kata Airlangga di Restoran Plataran, Jakarta, tadi malam.
Meskipun demikian, Airlangga tidak menjelaskan posisi Wapres JK dalam tim sukses Jokowi-Ma'ruf maupun alternatif pengganti dua pemimpin pemerintahan itu saat masa cuti kampanye. Pernyataan Airlangga dibenarkan Sekjen PSI Raja Juli Antoni.
Menurut Antoni, JK memang dipertimbangkan menjadi bagian tim sukses Jokowi-Ma’ruf. Akan tetapi, masih ada beberapa hal yang dipertimbangkan sebelum susunan final tim sukses diputuskan.
"Masih ada beberapa hal administratif. Pertimbangannya kan kalau mereka berdua (Jokowi-JK) cuti nanti bagaimana. Belum final," kata Antoni.
Permintaan JK agar jadi tim sukses Jokowi sebenarnya bukan yang pertama. Akhir Agustus tahun lalu, Mendagri Tjahjo Kumolo mengusulkan agar JK jadi tim sukses Jokowi di 2019. Namun saat itu langsung ditolak oleh JK.
Benarkah JK akan jadi tim sukses? Jubir Wapres Husain Abdullah mengatakan pertemuan JK dengan Jokowi kemarin siang adalah bagian dari silaturahmi. Tujuannya untuk menata kepemimpinan ke depan.
"Memang saya dengar ada permintaan dari Pak Jokowi (kepada JK) untuk memimpin Timnya pada Pilpres 2019. Tentu bagi Pak JK hal ini merupakan suatu penghargaan. Tapi saya yakin Pak JK punya pertimbangan lebih luas bagi kepentingan bangsa dan tentu akan mengedepankan kepentingan itu. Sehingga memilih tetap konsisten saja melaksanakan pemerintahan hingga akhir masa jabatan tanpa harus terlibat dalam kegiatan Pilpres," kata Husain, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.
Dengan demikian, lanjut Husain, pemerintahan akan tetap berjalan baik, terutama saat Presiden Jokowi cuti kampanye dan keperluan Pilpres lainnya yang harus menyita waktu kerja incumbent. Pilihan Pak JK, kata Husain, semata untuk menjaga kesinambungan pelayanan dan memastikan tetap berjalannya roda pemerintahan selama tahapan Pilpres. "Sehingga tidak perlu masuk dalam tim kampanye Pak Jokowi. Pak JK pilih menjadi penjaga gawang saja," kata Husain.
Pengamat politik dari UIN Jakarta Prof Andi
Faisal Bakti mengatakan, keputusan JK itu sudah tepat. Pada 2019, JK
sebaiknya tetap mengawal jalannya pemerintahan. Apalagi tahun depan
Jokowi pun cuti. Begitu juga sejumlah menteri yang memilih mencalonkan
diri jadi anggota legislatif. "Bisa geger jika presiden dan wapres
sama-sama cuti untuk pilpres. Sikap JK ini sebagai bentuk kenegarawanan
beliau," kata Andi, tadi malam.
- Warga Dua Kecamatan Desak Mbak Ita Maju (Lagi) di Pilwakot Semarang
- Eks Bupati Karanganyar: Perlu Ada Perempuan yang 'Cancut Taliwondo' Dalam Pilkada
- Yoyok Sukawi Minta Restu Habib Umar Al Muthohar Majukan Kota Semarang